(SEPUTARJABAR.COM, BANDUNG) Sebagian petinggi pengurus Partai Nasdem Jawa Barat resmi mengundurkan diri dan diikuti pengurus tingkat kota/kabupaten hingga cabang. Hal ini dilakukan sebagai bentuk kekecewaan atas hasil Kongres Partai Nasdem pada 24-25 Januari 2013.
Pengunduran diri itu diutarakan melalui jumpa pers yang digelar di Hotel Grand Panghegar Bandung, Rabu (30/1).
Beberapa contoh adalah Ketua DPW Partai Nasdem Jabar Rustam Effendi, Ketua Dewan Pembina DPD Jabar Romli Atmasasmita, dan pengurus DPD di Kota Cimahi, Kabupaten Bogor, dan Kabupaten Bandung Barat.
Dalam jumpa pers tersebut, para pengurus secara demonstratif melepaskan seragam partai berwarna biru, mengumpulkannya ke dalam dua kardus kosong di depan meja para pejabat partai. Ratusan lembar kartu keanggotaan partai juga dihamburkan ke udara hingga jatuh berceceran di atas lantai. Setiap kali pejabat partai selesai berbicara, pengurus yang duduk berhadapan menimpali dengan teriakan.
"SP satu, SP dua, SP tiga, PHK!," ujar mereka.
Istilah SP dalam yel-yel tersebut bisa diartikan surat peringatan yang biasanya diberikan sampai tiga kali kepada karyawan sebelum akhirnya memutuskan untuk memberhentikan atau PHK. Namun, istilah yang sama juga bisa ditujukan kepada Ketua Umum Partai Nasdem yang baru saja terpilih, Surya Paloh, yang berinisial sama.
Menurut Asep Taryana, Ketua DPD Partai Nasdem Kota Cimahi, pengunduran diri ini dilakukan sebagai bentuk kekecewaan atas jerih payah pengurus partai yang tidak dianggap lagi. Namun, dia tidak mau menjelaskan lebih spesifik lagi mengenai hal tersebut.
Romli menambahkan, mereka kecewa karena Partai Nasdem yang mengusung misi restorasi Indonesia justru menerabas anggaran dasar dan anggaran rumah tangganya sendiri. Sebagai guru besar ilmu hukum, hal itu membuatnya kecewa hingga memutuskan untuk mengundurkan diri.
Mereka mengklaim, jumlah anggota yang mengikuti langkah mereka mencapai 5.000 orang dan dijamin yang lain bakal menyusul lagi. (kpo)
0 komentar:
Posting Komentar