BANDUNG - Pengusaha Mesir ingin melakukan perdagangan ekspor impor dengan pengusaha di Indonesia khususnya Jawa Barat (Jabar). Rencana serius Mesir yang baru memasuki rezim baru di negaranya ini disampaikan langsung Pimpinan Delegasi Pengusaha Mesir Ahmad Amir Ali saat mengunjungi Gubernur Jabar Ahmad Heryawan di Gedung Negara Pakuan, Jalan Otto Iskandardinata, Kota Bandung, Jumat (19/10/12).
Melalui pertemuan ini, Heryawan mengatakan pengusaha di Mesir ingin mengimpor hasil teknologinya seperti cloud server (media penyimpanan di awan), pupuk, fosfat, dan barang lain ke Jabar. Pada sisi lain, mereka juga ingin mendapat karet, sawit, dan hasil industri tekstil Jabar untuk dipasarkan di negaranya dan negara lain di Afrika. Jadi, Mesir ingin berinvestasi besar di Indonesia dna pada saat yang sama mereka juga menginginkan Indonesia berinvestasi di Mesir.
“Setelah masuk rezim baru di Mesir saat ini, Mesir jauh lebih terbuka untuk berinvestasi dan menerima investasi. Cina sudah masuk di Mesir tetapi kami ingin mengundang pebisnis Indonesia dan kadin Jabar melakukan perjalanan bisnis ke Mesir untuk melihat serta mempelajari peluang-peluang berinvestasi atau menjalin kerja sama antara kedua negara. Saya yakin, investasi yang bisa terjalin bakal cerah dan sangat menguntungkan. Hampir semua pebisnis Mesir tertarik berbisnis dengan Indonesia,” kata Heryawan tanpa menyebut nilai investasinya.
Salah satu anggota delegasi, General Manager Exa Serve Ahmad Abdewahed mengatakan banyak komoditas Mesir yang bisa saling tukar dengan Indonesia. Salah satu yang cukup ditonjolkan melalui pertemuan ini adalah cloud server. Temuan bidang teknologi informasi ini menurut Abdewahed sudah menjadi kepentingan masyarakat dan sangat membantu sektor pemerintah dan sektor pebisnis.
Tindak lanjut dari pertemuan ini menurut Abdewahed akan dibicarakan dengan pengusaha di Jabar untuk kemungkinan mengimplementasikan teknologi yang ditawarkan. Mesir juga akan menemui menteri terkait di Indonesia. Bahkan menteri telekomunikasi Mesir juga akan datang ke Indonesia.
Ketua Komite Tetap Perdagangan Dalam dan Luar Negeri Kadin Jabar Yusuv Suhyar mengatakan kekuatan Jabar saat ini ada dalam industri tekstil, perkebunan dan makanan olahan yang rata-rata bersifat ritel. Yusuv melihat Mesir berharap ada investasi yang langsung sehingga keinginan kedua belah pihak pengusaha nantinya akan sinkronkan.
Menyikapi keseriusan Mesir, Yusuv mengatakan pengusaha Jabar harus membaca akses pasar di Mesir. Selain itu, produk yang ingin dimasukan ke sana juga harus sesuai standar yang diinginkannya. Sementara itu, transaksi perbankan untuk menggaransi dari segi letter of credit (LC), tata niaga perdagangan juga harus didiapkan dengan matang. Sementara itu, Kadin Jabar juga harus turut mendorong dari sisi kebijakan memberi informasi bagi pelaku usaha di Jabar. “Mereka pasar nontradisional yang daya belinya kuat dan sedang terbuka. Pelaku usaha kita jangan memble,” katanya.
Sementara itu, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Jabar Ferry Sofwan Arif mengatakan bidang yang paling didorong adalah sektor tekstil. Apalagi 60 persen industri tekstil di Indonesia ada di Jabar. Dia berharap ekspor Indonesia yang sempat menurun ke Amerika dan Eropa, dapat bangkit kembali dengan adanya negara Mesir sebagai tujuan.
“Tekstil dan produk tekstil sampai sekarang menduduki peringkat kedua untuk komoditas ekpor Jabar nonmigas, yang pertama barang elektronik dan kendaraan bermotor, lalu ketiga karet dan produk plastik,” kata Ferry.
Jika Mesir membuka cabang pengembangan cloud server di Indonesia, Ferry mengatakan Jabar memiliki sumber daya manusia (SDM) yang mumpuni menangani teknologi informasi. Tawaran Mesir ini dinilainya cukup sinkron dengan kebutuhan Jabar dan potensi SDM jabar yang sedang dilatih di bidang teknologi informasi. (pro)
0 komentar:
Posting Komentar