(SJO, BANDUNG) - Kementerian Luar Negeri harapkan Pemerintah Daerah harus siap dalam menghadapi perdagangan bebas ASEAN yang akan mulai pada 2015 mendatang. Demikian dikemukakan Direktur Jenderal Kerjasama ASEAN Kementerian Luar Negeri, I Gusti Agung Wesaka Puja.
Karena menurut Agung Wesaka, daerah nantinya akan menjadi ujung tombak dan pasar dalam menghadapi komunitas ASEAN.
”Seluruh Penda harus siap, karena nantinya pasar itu akan terjadi di daerah bukan di Jakarta saja, kalau Pemda tidak siap akan menjadi tantangan tersendiri,” ujarnya.
Agung Wesaka menghimbau, Pemda untuk mempersiapkan diri dari sekarang dengan meningkatkan daya saing hasil produk unggulan yang ada di masing-masing tempat melalui UMKM yang ada.
“Bagaimana kita meningkatkan daya saing, kwalitas produksi agar bisa masuk ke pasar-pasar ASEAN,” ucap Agung Wesaka, dalam sebuah seminar bertema “Menuju Komunitas Ekonomi ASEAN 2015 Peluang dan Tantangan Bagi Komoditas Teh Indonesia”, di Gedung Merdeka, Sabtu (21/09).
Agung Wesaka mengatakan, pihaknya sudah melakukan berbagai perubahan dalam menghadapi perdagangan bebas ASEAN 2015, diantaranya pemerintah sudah mulai melakukan berbagai perbaikan infrastruktur untuk meningkatkan daya saing kita sertadalam konteks aturan, pemerintah sudah mulai menyelaraskan berbagai aturan-aturan yang ada untuk mampu berkompetisi dengan Negara-negara ASEAN.
Selain itu menurutnya, para pelaku ekonomi juga sudah mulai menyiapkan diri mereka untuk bisa juga masuk ke pasar-pasar ASEAN yang lainnya.
“Bukan hanya Indonesia sebagai pasar, tapi kita melihat peluang pasar ASEAN yang jumlahnya mencapai 360 juta. Ini bisa dimanfaatkan oleh produk-produk Indonesia untuk masuk ke sana,” ucapnya.
Menurut Agung Wesaka, ada bebrapa komoditi yang bisa bersaing di pasar ASEAN, diantaranya produk-produk Farmasi, Fashion termasuk agro.
“Kita memiliki beberapa persamaan di negara ASEAN, tetapi kita lihat produk unggulan yang harus kita bisa masuk ke pasar yang memiliki daya saing tinggi,” katanya.
Agung Wesaka juga mengharapkan, komoditi agro seperti teh, bisa menjadi icon karena produk teh bukan hanya dari ASEAN saja tetapi juga datang dari Negara di Asia, seperti dari Cina dan Jepang.
“Kalau kita melihat peluang ini dengan pasar di luar Indonesia yang jumlahnya 360 jt, kita memiliki optimism e dan peluang untuk masuk ke pasar Asia,” pungkasnya. ()
0 komentar:
Posting Komentar