Kadispenda Jabar Segera Dionanaktifkan

Senin, 30 September 2013 | 19.43

(SJO, BANDUNG) - Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan mengatakan, akan menonaktifkan Kepala Dinas Pendapatan Daerah Jawa Barat Bambang Heryanto saat kejaksaan mengeksekusi putusan kasasi Mahkamah Agung, atas kasus yang menjerat Bambang saat menjabat Sekretaris Daerah Subang.

Bambang Heryanto, saat menjabat Sekretaris Daerah Subang sempat divonis bebas dalam Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Bandung atas kasus dugaan korupsi duit biaya pemungutan Pajak Bumi Dan Bangunan Subang tahun 2005-2008 dengan total kerugian negara Rp 14,29 miliar. Kasus itu juga menjerat Bupati Subang kala itu, Eep Hidayat.

Mahkamah Agung (MA) mengabulkan kasasi dari jaksa penuntut umum (JPU). Hasil putusan MA menyatakan jika Bambang harus menjalani hukuman penjara selama 2 tahun.

Menurut Heryawan,  posisi Kepala Dinas Pendapatan Daerah Subang, otomatis bakal non-aktif dan digantikan oleh Pelaksana Teknis saat kejaksaan mengeksekuis putusan Mahkamah Agung itu. "Kita tinggal menunggu kejaksaan saja melaksanakan eksekusi," kata dia.

Heryawan belum menyiapkan pejabat yang bakal langsung menduduki posisi Pelaksana Teknis Kepala Dinas Pendapat Daerah Jawa Barat nanti.

Sementara itu Kepala seksi Penerangan Hukum Kejaksaan Tinggi Jawa Barat, Koswara, memastikan bahwa Kepala Dinas Pendapatan Daerah (Kadispenda) Provinsi Jawa Barat yang menjadi terpidana kasus korupsi Biaya Pungutan Pajak Bumi dan Bangunan (BP PBB), Bambang Heryanto, belum melarikan diri ke luar negeri..

Bambang tidak memenuhi panggilan jaksa eksekutor pada Selasa (24/9), untuk dimasukkan ke dalam penjara guna menjalani hukumannya.

Untuk itu, kata Koswara, Kejati Jabar mengimbau agar Bambang hadir dalam panggilan eksekusi kedua pada Selasa (1/10). "Kami harap yang bersangkutan mematuhi hukum," imbaunya.

Seperti diberitakan sebelumnya, Tim Jaksa Eksekutor dari Kejaksaan Negeri (Kejari) Subang, Jawa Barat, gagal menjebloskan Kepala Dinas Pendapatan Provinsi Jawa Barat (Kadispenda Pemprov Jabar), Bambang Heriyanto ke dalam penjara alias terali besi karena terpidana kasus korupsi upah pungut ini tak memenuhi panggilan jaksa eksekuto untuk dieksekusi bui.

Karena mangkir dari panggilan jaksa eksekutor untuk dieksekusi bui tersebut, maka jaksa eksekutor melayangkan panggilan kedua kepada Bambang Heriyanto yang merupakan terpidana 2 tahun penjara itu.

Jaksa eksekutor telah melayangkan surat panggilan kedua kepada Bambang pada Selasa kemarin, (24/9/2013), melalui Gubernur Jabar, Ahmad Heryawan.

Koswara mengatakan, berdasarkan surat dari kuasa hukum terpidana, bahwa kliennya tidak bisa menghadiri panggilan eksekusi bui tersebut. "Ada surat dari pengacaranya, bahwa terpidana belum bisa hadir. Alasan di suratnya ada keperluan keluarga."

Adapun surat panggilan eksekusi kedua yang disampaikan melalui Gubernur Jabar, kata Koswara, isinya meminta terpidana Bambang untuk datang dalam rangka eksekusi pada 1 Oktober mendatang.

"Imbauan kita supaya yang bersangkutan mematuhi aturan hukum. Mematuhi panggilan Kejaksaan," harapnya.

Dalam kasus ini, Bambang Heriyanto divonis secara sah dan meyakinkan memenuhi dakwaan subsider JPU, Pasal 18 UU No. 31/1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi sebagaimana telah diubah dengan UU nomor 20 tahun 2001. Mahkamah Agung menetapkan terdakwa Bambang menjalani hukuman penjara selama 2 tahun dan membayar denda Rp 50 juta dengan ketentuan jika tidak bisa membayarnya, maka diganti dengan 2 bulan kurungan penjara.

Putusan lainnya, terdakwa Bambang juga harus mengembalikan uang kepada negara sebesar Rp 913.144.250,00. Uang itu sudah terlanjur diterimanya sebagai insentif atau tambahan penghasilan di luar gaji saat Bambang menjabat sebagai Sekda Kabupaten Subang.

Sebelumnya, Bupati Subang Eep Hidayat oleh Mahkamah Agung (MA) juga telah divonis untuk perkara yang sama. MA menolak upaya hukum luar biasa peninjauan kembali (PK) Eep, sehingga ia harus meringkuk di penjara selama 5 tahun, karena terbukti korupsi APBD senilai Rp 2,5 miliar.(tim)

Haryadi Gantikan Sigit Sebagai Kepala BPBD Jabar

(SJO, BANDUNG).- Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Jabar yang sebelumnya dijabat Udjawalaprana Sigit digantikan oleh Haryadi yang sebelumnya menjabat Kepala Satpol PP.

Pergantian itu bagian dari 269 pejabat eselon II, III, dan IV di lingkungan Setda Provinsi Jawa Barat dilantik dan diambil sumpah oleh Wakil Gubernur Jawa Barat Deddy Mizwar di Gedung Sate Jln. Diponegoro Bandung, Senin (30/9/2013).

Terkait pergantian beberapa pejabat termasuk Kepala Dinas di lingkungan Setda Provinsi Jabar, Wagub menyatakan hal ini dilakukan untuk memperkuat struktur organisasi di Jabar.

Wagub yakin pergantian Kepala BPBD itu tidak akan terjadi kendala. Meski saat ini Jabar sedang mengantisipasi potensi bencana menjelang musim penghujan. "Tidak masalah, sebab timnya sudah baik. Peralatan di BPDB pun sudah lengkap. Relawan dan tim lainnya sudah lengkap dan solid jadi tidak ada masalah ketika diganti kepalanya," tuturnya.

Deddy menyatakan, terkait potensi bencana musim penghujan ini perlu dilakukan pembahasan dan koordinasi dengan berbagai pihak. Mengingat Jabar sebagai salah satu daerah rawan bencana. "Perlu pembahasan potensi bencana menyongsong musim hujan, kita koordinasi. Karena musim hujan memang perlu diantisipasi," katanya. (r22)

Pemprov Jabar Harapkan Win Win Solution Terkait Putusan PTUN Soal Upah Buruh

(SJO, BANDUNG) -Pemerintah Provinsi Jawa Barat menginginkan solusi terbaik (win-win solution) terkait amar putusan hakim PTUN yang mengabulkan sebagian gugatan atas pembatalan penangguhan Upah Minimum Kabupaten/Kota (UMK).

Kepala Biro Humas Protokol dan Umum Sekretariat Daerah Provinsi Jawa Barat, R. Ruddy Gandakusumah dalam rilisnya, Senin (30/9) menjelaskan Pemprov Jabar menimbang semua masukan dan telaahan dari berbagai pihak yang berkompeten, agar ada hasil yang dapat menguntungkan semua pihak. “Ini dimaksudkan agar keputusan ini dapat menaikkan kesejahteraan buruh, tapi juga tidak mematikan geliat investasi di Jabar," tandasnya.

"Pemerintah Provinsi Jawa Barat dalam hal ini Biro Hukum dan HAM sesuai dengan tupoksinya, sedang mempersiapkan telaah atas putusan tersebut," kata Ruddy.

Seperti diketahui, para buruh memprotes Surat Keputusan Gubernur Nomor 561/Kep.56-Bangsos/2012 tanggal 18 Januari 2013 tentang Izin Penangguhan Pelaksanaan Upah Minimum Kab/Kota di Jawa Barat tahun 2013, sebanyak 209 perusahaan.

Dia menjelaskan, berdasarkan UU No 51/2009 tentang Hukum Acara TUN yang merevisi UU 5/1986 jo. UU No 9 tahun 2004, Pemprov Jawa Barat memiliki waktu 14 hari sejak diputuskan untuk mempertimbangkan hasil putusan tersebut.

Menurutnya, keputusan tentang penangguhan UMK 2013 sudah sesuai dengan kewenangan, prosedur dan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.(rls)

Sutarman Siap Jadi Kapolri

Minggu, 29 September 2013 | 08.11

(SJO, JAKARTA) - Kepala Badan Reserse Kriminal Polri Komisaris Jenderal Sutarman mengatakan siap menjadi Kepala Polri jika diberi kepercayaan oleh pimpinan. Dia juga akan berupaya membuat program untuk pembenahan Polri dan melaksanakan tugas-tugas Polri di tengah masyarakat.

”Kalau pimpinan memercayakan, kita harus siap melaksanakan tugas,” kata Kepala Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) Polri Komisaris Jenderal Sutarman, di Jakarta, Jumat (27/9/2013).

Sutarman mengatakan, ia belum mendapat pemberitahuan resmi terkait dengan usulan dirinya menjadi calon Kapolri.

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono telah mengajukan Sutarman sebagai calon tunggal Kapolri ke DPR. Dengan demikian, hampir dipastikan dalam beberapa bulan ke depan, ia akan dilantik menjadi Kapolri baru.

”Presiden telah menerima usulan nama dari Kapolri Jenderal Timur Pradopo dan telah mempertimbangkan masukan dari Komisi Kepolisian Nasional. Proses itu sesuai dengan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara dan Peraturan Presiden Nomor 17 Tahun 2011 tentang Komisi Kepolisian Nasional. Usulan resmi dari Presiden sudah dikirimkan ke DPR,” kata Juru Bicara Presiden Julian Aldrin Pasha, kemarin.

Kabar pencalonan Sutarman disambut hangat anggota DPR dari Komisi III. Sinyal positif, antara lain datang dari Sarifudin Sudding (Fraksi Partai Hanura) dan Ahmad Yani (Fraksi Partai Persatuan Pembangunan).

”Sutarman mungkin dipilih karena rekam jejak kuat sebagai mantan Kapolda Jawa Barat, mantan Kapolda Metro Jaya, dan mantan Kabareskrim,” kata Sudding.

Ketegasan, keberanian, dan pengalaman menjadi Kapolda di Jabar dan Metro Jaya, menurut Yani, ada pada diri Sutarman. ”Komisi III pernah menolak calon Kapolri sebelumnya. Namun, untuk Sutarman, saya rasa, dia cukup bagus,” kata dia.

Sementara itu, Ketua Badan Pengurus Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia Alvon K Palma meminta anggota DPR untuk menginvestigasi Sutarman. ”Yang paling penting adalah DPR mau menguji Sutarman dengan teliti,” kata Alvon. (r21)

Pemprov SIapkan Banding Atas Putusan PTUN Soal Upah

(SJO, BANDUNG) -Terkait amar putusan hakim PTUN yang mengabulkan gugatan sebagian penggugat dan menyatakan batal Surat Keputusan Gubernur Nomor 561/Kep.56-Bangsos/2012 tanggal 18 januari 2013 tentang Izin Penangguhan Pelaksanaan Upah Minimum Kab/Kota di Jawa Barat Tahun 2013 (sebanyak 209 Perusahaan), Pemerintah Provinsi Jawa Barat dalam hal ini Biro Hukum dan HAM sesuai dengan tupoksinya, sedang mempersiapkan telaahan atas putusan tersebut.

Hal demikian dijelaskan Kepala Biro Humas, Protokol dan Umum Rudy Gandakusumah dalam releasenya yang diterima redaksi jabarprov.go.id, Sabtu (28/9).

Berdasarkan UU No.51 tahun 2009 tentang Hukum Acara TUN yang merevisi UU 5 tahun 1986 jo. UU No. 9 tahun 2004, Pemerintah provinsi Jawa Barat memiliki waktu 14 hari sejak putusan tersebut diputuskan, untuk mempertimbangkan hasil putusan tersebut, jelas Rudy.

Namun, kemungkinan banding besar. Pasalnya, keputusan tentang penangguhan UMK 2013 tersebut sudah sesuai dengan kewenangan, prosedur dan berdasarkan peraturan perundang-undangan  berlaku, demikian Rudy Gandakusumah.(r22)

Gubernur Jalan Santai Bersama Ribuan Warga

(SJO, BANDUNG) -Gubernur Jabar Ahmad Heryawan beserta Ibu Netty Heryawan dan Wagub Deddy Mizwar dan Ibu Gisel ikuti gerak jalan santai sejauh empat kilometer menyusuri jalan-jalan disekitar Gedung Sate Bandung.

Selain kehadiran petinggi Jawa Barat itu, hadir pula Walikota Bandung Ridwal Kamil bersama ribuan peserta jalan santai lainnya.

Gubernur dalam sambutan singkatnya sebelum mengibarkan bendera start menjelaskan, bahwa gerak jalan ini masih dalam rangka peringatan Hari Ulang Tahun Provinsi Jawa Barat yang ke-68 yang jatuh Tanggal 19 Agustus yang lalu. Selain acara gerak jalan ini, juga telah dilaksanakan rangkaian acara lainnya beberapa waktu lalu, jelas gubernur.

Gubernur dan wagub beserta isteri dan Walkot Bandung Ridwan Kami mampuh finish Halaman parkir Timuir Gedung Sate Bandung dan tidak tampak raut-raut kelelahan.

Di tempat finish sudah tersedia beberapa hadiah sebagai bagian dari doorprize yang disediakan oleh panitia. Hadiah yang disediakan, mulai dari barang perabotan dapur, speda, televisi hingga sepeda motor.(don)

Netty Heryawan Buka Fashionality 2013

(SJO, BANDUNG) -- Pembina Asosiasi Pengusaha Perancang Mode Indonesia (APPMI) Jabar Netty Heryawan membuka Fashionality 2013 dengan tema "A Touch Of Personality" di Grand Ballroom Hotel Hilton Bandung, Jumat (27/9). Didampingi Istri Wakil Gubernur Jawa Barat Giselawati Mizwar, acara dibuka ditandai dengan pemukulan gong.

Dalam sambutannya Netty mengatakan terima kasih kepada APPMI yang telah menyelenggarakan acara ini sehingga dapat mengenalkan busana muslim secara luas. " Sehelai kain bukan saja menutupi dan melindungi badan kita tetapi juga untuk menutupi aurat seperti apa yang di ajarkan dalam agama Islam," tandasnya.

"Perkembangan fashion ini harus dapat membantu perekonomian terhadap masyarakat. Selain membawa nilai tambah terhadap pemakai tetapi juga dapat mensejahterakan masyarakat Jawa Barat melalui lapangan pekerjaan yang berkaitan dengan dunia fashion," harap Netty.

Hari Ibrahim selaku perwakilan APPMI mengatakan acara ini merupakan acara tahunan sejalan dengan acuan pemerintah selain juga ingin mengenalkan fashion busana muslim. Dengan menggandeng para pengrajin Jawa Barat yang bekerja sama dengan para perancang yang dapat mengenalkan kebudayaan Jawa Barat khususnya busana muslim. Dengan demikian dapat mewujudkan Kota Bandung menjadi Kota Busana.

Acara dihadiri juga Perwakilan Bank BNI Syariah, Para Perancang Dan Pengurus dari APPMI (Asosiasi Pengusaha Perancang Mode Indonesia) & IPBM (Ikatan Perancang Busana Muslim), dan
Tamu undangan.

Acara diselenggarakan selama 3 hari terhitung dari tangga 27-29 September 2013  dan menampilkan busana-busana dari APPM. (don)

Ahli Forensi Mun'im Idris Meninggal karena Kanker Pankreas

Sabtu, 28 September 2013 | 08.57

(SJO, JAKARTA) - Pakar forensik Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Abdul Mun'im Idris, meninggal dunia pada usia 66 tahun, Jumat (27/9/2013) dini hari.. Jenazah almarhum dimakamkan di Pemakaman Menteng Pulo, Jakarta Pusat, selepas salat jumat, setelah disalatkan di Masjid Arief Rahman Hakim di Kompleks Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Salemba.

Almarhum Mun'im Idries meninggal dunia karena menderita kanker pankreas. Ia mengembuskan napas terakhirnya di ruang perawatan intensif (ICU) RSCM, Jumat (27/9/2013) sekitar pukul 02.30 WIB.

"Sebelumnya, kami pikir sakit kuning aja," kata istri almarhum, Kiswati. Menurut Kiswati, kepastian bahwa sakit yang diderita Mun'im adalah kanker pankreas baru diketahui pada 7 September 2013.

Sebelumnya, saat Mun'im menjalani perawatan intensif sejak 7 September itu, keluarga masih mengira Mun'im hanya terkena Hepatitis C. Menurut Kiswati, almarhum baru pada Selasa (24/9/2013) menjalani operasi untuk kankernya itu.

Riwayat panjang dokter yang menamatkan pendidikan kedokteran umumnya di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia pada 1971 ini tercatat rapi dalam blog pribadinya di http://abdulmunimidries.blogspot.com.

Beragam kasus forensik besar pernah ditangani Mun'im Idris. Dia merupakan salah satu dokter yang turun menyelidiki kematian Presiden Soekarno, aktivis Munir, dan aktivis buruh Marsinah.

Terkait kasus kriminal, peran Mun'im Idris sudah tak terkatakan. Di antara kasus besar yang dia tangani adalah pembunuhan artis cantik era 1980-an, Ditje Budimulyono, hingga kasus sodomi massal yang dilakukan oleh Robot Gedhek. (r21/bokir)

Wagub: Pedikat WTP Dua Kali Harus Lebih Tingkatkan Kinerja

Jumat, 27 September 2013 | 22.37

(SJO, BANDUNG) - Jawa Barat telah meraih predikat opini Wajar Tanpa Pengecualiaan (WTP) atas laporan hasil pemeriksaan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah yang kedua kalinya. Akan tetapi Wakil Gubernur Jawa Barat Deddy Mizwar menegaskan, kinerja harus tetap ditingkatkan.

Deddy mengatakan ini merupakan salah satu indikator keberhasilan kinerja pemerintah daerah bahwa pengelolaan keuangan negara/daerah telah dikelola dengan baik, transparan dan akuntabel, namun jangan membuat lengah. Hal ini ditegaskannya pada acara  Serah Terima Jabatan Kepala Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) RI Perwakilan Jawa Barat di Kantor BPK  Jawa Barat  Jl.Moch. Toha no 164 Bdg, Jum'at (27/9).

Wagub berharap agar sinergitas dengan BPK RI Perwakilan Jawa Barat dapat terus dipelihara, "sehingga benar-benar mampu menjadi media yang membawa kita semua ke arah penyelenggaraan pemerintah yang bersih, transparan dan akuntabel." ujarnya.

Menurut Wagub Deddy Mizwar, dengan adanya pemeriksaan pengelolaan keuangan negara diharapkan akan tercipta kondisi penyelenggaraan manajemen yang efisien, efektif, ekonomis dan hemat sesuai dengan ketentuan perudang-undangan yang berlaku sehingga akan mencegah terjadiya kesalahan, penyimpangan, penyelewengan dan pemborosan oleh pemerintah daerah.

Kepala BPK RI perwakilan Jawa Barat kini dijabat oleh Ir.Cornell Syarief Prawiradingrat yang sebelumnya sebagai Kepala  BPK RI perwakilan Sulawesi Selatan,  menggantikan Slamet Kurniawan M.Sc.Ak yang  menempati jabatan barunya sebagai Tortama KN II BPK RI

Hadir pada acara tersebut Anggota V BPK RI. Dr. Agung Firman Sampurna SE, M.Si, Tortama KN V Dr. Heru, Ketua DPRD Provinsi Jawa Barat Irfan Suryanegara, Kepala Pengadilan Tinggi, unsur FKPD Jawa Barat, Inspektur Provinsi Jawa Barat, Ketua DPRD Kabupaten/Kota, Bupati/Walikota se Jawa Barat dan undangan lainnya.

Sementara Anggota V BPK RI Dr. Agung Firman Sampurna pada kesempatan tersebut menjelaskan sebagai lembaga Negara Konstitusional pengelolaan Keuangan Negara dirinya senantiasa melakukan konsolidasi organisasi agar independen, objektivitas dan profesional.

"Kualitas  pemeriksaan bukan hanya harus profesional dan objektif tapi juga harus independen," jelas Agung Firman.

Wakil Gubernur menyampaikan terima kasih kepada Slamet Kurniawan M.Sc. Ak atas pengabdiannya sebagai Kepala BPK RI Perwakilan Jawa Barat, semoga pengalaman tugas di Jawa Barat bermanfaat untuk bekal dalam meniti karir di tempat yang baru. (don)

Toyota Luncurkan Seri Agya

(SJO, BANDUNG) - Ditengah prokontra antara mobil murah dengan kemacetan, Toyota hari ini memperkenalkan kehadiran Agya di Bandung.

Ardian Nur, Operational Manajer Auto 2000 Jabar mengatakan pembuatan mobil murah yang dikategorikan sebagai low cost green car atau LCGC sudah direncanakan sejak lama dan sudah sesuai dengan ketentuan pemerintah.

"Kalau pro dan kontra itu wajar. Kami memproduksi sudah sesuai aturan. Kalau soal kemacetan itu juga harus dipikirkan oleh pemerintah," tegasnya.

Dia menegaskan penjualan Agya pun ternyata tidak didominasi kota besar namun pinggiran juga. Di jabar contohnya, ternyata lonjakan pemesanan ada di daerah pinggiran seperti Karawang dan Cirebon.

Dia menegaskan indent Agya sejak september dipasarkan sudah mencapai 1800 unit.

"Paling banyak di Karawang dan kota pinggiran. Jadi memang sudah sesuai rencana bahwa kendaraan ini memang untuk kelas midle atau menengah," ujarnya.

Kendaraan ini dijual dengan harga Rp 101, 4 juta untuk wilayah Bandung. Harga tertinggi mencapai Rp 122 juta.(r22)

Gubernur Heryawan Resmikan Pabrik Semen Jawa

(SJO, SUKABUMI) - Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan bersama Duta Besar (Dubes) Thailand Paskorn Siriyaphan dan Bupati Sukabumi Sukmawijaya meresmikan pabrik PT Semen Jawa, Jl Pelabuhan 2 KM II Kecamatan Gunung Guruh Kabupaten Sukabumi, Jumat (27/9) pagi. Hadir dalam acara itu jajaran pimpinan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Provinsi Jawa Barat dan Kabupaten Sukabumi, Forum Koordinasi Pimpinan Daerah Kabupaten Sukabumi, direksi PT Semen Jawa dan para tokoh masyarakat.

Dalam kesempatan itu, Heryawan bersama Dubes Thailand, Bupati Sukabumi dan Presiden Direktur PT Semen Jawa Kajohndet Sangsuban menandatangani prasasti dan menekan tombol sirine menandai dimulainya pembangunan pabrik semen. Rencananya pada tahap awal produksinya pada kuartal ketiga tahun 2015 mampu menghasilkan 1,8 juta ton/tahun. Adapun total investasi yang ditanamkan mencapai US$ 356 juta atau setara dengan Rp 3,4 triliun.

Dalam sambutannya, Heryawan menyampaikan apresiasi atas investasi SCG asal Thailand bersama PT Triputra Arya dan PT Semen Sukabumi Industri membangun pabrik semen pertama di kawasan Jampang Tengah, Kecamatan Nyalindung Kabupaten Sukabumi. Posisinya yang strategis, hanya berjarak 95 kilometer dari Bandung Barat dan 130 kilometer selatan Jakarta.

Lebih lanjut Heryawan berharap dalam 2 tahun, pabrik semen dapat mulai berproduksi. Dengan berjalannya produksi semen akan semakin memperkuat ketersediaan produk semen di tanah air, khususnya di Jawa Barat. Tentu hadirnya PT Semen Jawa menambah pabrik semen di kawasan Jawa Barat. "Kini tambah lagi, jadi akan ada 3 pabrik semen di Jawa Barat," ujarnya.

Kontribusi pabrik semen sangat penting dalam proses pembangunan. Apalagi kebutuhan semen dalam negeri cukup tinggi sekitar 55 juta ton/tahun. Sebagian sudah mampu dipenuhi oleh pabrik semen dalam negeri. Begitupun, kehadiran pabrik semen harus berdampak positif dan sinergis dengan lingkungan dan masyarakat sekitar. "Manfaat kehadiran pabrik harus nyata bagi masyarakat sekitar," tegasnya.

Sementara Sukmawijaya rencana pembangunan pabrik semen ini sudah berlangsung sejak 9 tahun lalu. Pembangunan pabrik semen ini tentu akan menyerap banyak pekerja, khususnya dari masyarakat sekitar. Dan kelak ada 400 orang pegawai terserap dalam operasionalisasi pabrik. "Tentu secara umum, eksistensi pabrik ini akan berdampak kemajuan di kawasan Kabupaten Sukabumi," ujarnya.

Tentu lanjut Sukmawijaya, proses awal rencana pembangunannya banyak sejumlah tantangan. Khususnya terkait dengan dampak lingkungan yang dapat mencemari kawasan sekitar. Namun dugaan itu mampu dijawab karena ternyata pihak pembangun menjamin akan menekan dampak teresebut seminimal mungkin. "Kita akan buktikan bahwa teknologi penyaring emisi dan pengurang panas dapat menekan dampak polusinya," ungkapnya.(skb)

Pameran Produk Indonesia Berlangsung Sampai 29 September

(SJO, BANDUNG) – Pameran Produksi  Indonesia (PPI) 2013 kini digelar di Trans Hotel Jl. Gatot Subroto Bandung. PPI 2013 yang digelar Kementerian Perindustrian Jawa Barat itu, akan berlangsung hingga Minggu 29 September 2013. Wakil Menteri Perindustrian Alex Rertaubun, Kamis (26/9) kemarin membuka secara resmi PPI 2013 itu.

“Kita harus mulai menanamkan fanatisme terhadap produk dalam negeri. Sekarang saatnya, gak bisa ditunda-tunda” ujar Alex saat membuka pameran.

PPI 2013 diikuti lebih dari 100 IKM produk rumahan atau home indsutri dari berbagai daerah di Indonesia, mulai dari barang kebutuhan rumah tangga hingga teknologi tinggi seperti pesawat terbang dipamerkan di sana.

“Bukan tanpa alasan pameran ini diselenggarakan di Bandung Jawa Barat. Karena Jawa Barat mensuplai produksi manufaktur terbesar di Indonesia, dan juga gudangnya kreativitas dan inovasi” tambah Alex.

Hadir mewakili Pemerintah Provinsi Jawa Barat dalam pembukaan PPI 2013 adalah Kepala Dinas Industri dan Perdagangan Jabar Ferry Sofwan.(r22)

Peluncuran Benih Bunga Begonia Perkaya Industri Florikultura

(SJO, LEMBANG)- Asosiasi Bunga Indonesia (Asbindo) memberikan apresiasi terhadap diluncurkannya benih bunga Begonia dengan berbagai varietas oleh PT East West Seed Indonesia (Ewindo). Demikian dikemukakan Ketua Umum Asbindo, Glenn Pardede, usai menghadiri peluncurkan benih ungul bunga Begonia varietas Bali F1, di salah satu sentra produksi bunga Lembang, Kabupaten Bandung Barat, Kamis (26/09).

Menurut Glenn, dengan di luncurkannya varietas baru bunga Begonia ini akan menambah keragaman produk bunga di industry florikultura di Indonesia saat ini, mengingat masih terbatasnya ketersediaan benih unggul untuk bunga.

“Peluncuran benih unggul ini diharapkan akan memberikan nilai lebih bagi petani untuk terus mengembangkan industry florikultura Indonesia yang potensi pasarnya masih sangat besar,” ujarnya.
Berdasarkan data Direktorat Jendral Hortikultura, Departemen Pertanian mencatat nilai perdagangan florikultura di Indonesia masih sangat kecil, yaitu baru mencapai 9-13 USD per tahun, dari  nilai perdagngan dunia yang mencapai 80 miliar USD atau tumbuh 6-9 persen.

Glenn mengatakan, masih rendahknya nilai perdagangan florikultura di Indonesia karena berbagai hal, diantaranya kurangnya promosi, masih rendahnya kebutuhan masyarakat akan bunga, dimana bunga belum menjadi kebutuhan yang harus dipenuhi.

“Masyarakat masih menilai bunga merupakan kebutuhan primer, mereka akan membeli bunga jika semua kebutuhan kesehariannya terpenuhi,” ucapnya.

Padahal menurut Glenn, potensi pasar industry florikultura di Indonesia saat ini 60 hingga 70 persen dengan nilai mencapai Rp 2 triliun. (r22)

Keliling Dunia Bersepeda Kumpulkan Dana untuk Aksi Sosial

Kamis, 26 September 2013 | 23.01

BANDUNG-Berbagai cara dilakukan orang untuk mencari dan mengumpulkan dana, dengan tujuan untuk membantu anak-anak kurang mampu di dunia, khususnya di Indonesia.

Seperti halnya yang dilakukan, Jose Guillermo Yepes, warga negara Spanyol, yang dengan sepedanya berkeliling dunia sejak tahun 2007 dan sudah menempuh jarak 37.000 Kilometer.

Dia menghimbau kepada seluruh masyarakat dunia untuk mendermakan dananya untuk anak-anak yang membutuhkan, terutama anak SOS Children Villages yang tersebar di seluruh dunia, dengan cara 1 kilometer yang dia tempuh 1 Euro buat anak-anak.

Pada kesempatan kedua kalinya dia mengunjungi Indonesia dan melakukan perjalanan sejak tanggal 21 Agustus 2013 sekitar 2.500 KM mulai dari Maumere Flores, Bali, Jogjakarta, Semarang dan Finish di Bandung, dengan harapan per 1 kilometer mendapatkan donasi 10.000 rupiah.

“Ini yang kedua kali saya lakukan, yang kedua ini saya ke Indonesia. Saya bangga bisa keliling dunia dan finis di Bandung,” ujarnya.

Jose berharap, apa yang dilakukannya dapat membantu anak-anak kurang mampu di seluruh dunia khususnya yang ada di Jabar.

“Selain materi, bantuan yang diberikan kepada anak-anak berupa pelatihan kepada anak-anak,” ucap Jose, kepada www.jabarprov.go.id.

Sementara itu, Corporate Fundraising Asistant SOS Children’s Villages Indonesia, Putri Kemala Sari mengatakan, jumlah anak-anak kurang mampu di Indonesia yang tergabung dalam SOS Children’s Villages Indonesia mencapai 1300 anak. (w22)

Pemkot Cimahi Anggarkan Dana Hibah Rp.34,5 Miliar

(SJO, CIMAHI) - Sekretaris Daerah Kota Cimahi, Bambang Arie Nugroho mengungkapkan, Pemerintah Kota Cimahi mengalokasikan dana hibah Rp 34,5 Milyar dalam tahun anggaran 2013.

Dari total anggaran dana hibah tersebut, Rp 23 Milyar diantaranya untuk organisasi masyarakat (ormas). Sedangkan sisanya Rp 11 Milyar dialokasikan untuk badan dan lembaga di masyarakat.

“Untuk pencairan dana hibah tersebut, harus melalui beberapa tahapan serta proses yang harus dilalui, misalnya proses kelengkapan adminsitrasi. Kita lihat kelengkapan administrasinya,” kata Bambang Arie Nugroho, di Kompleks Perkantoran Pemerintah Kota Cimahi, Jalan Demang Hardjakusumah, Kota Cimahi kepada wartawan, Rabu (25/9).

Setelah diteliti kelengkapan administrasinya, lanjut Bambang, lalu diteliti kelengkapan data dari proposal yang diajukan. Sehingga dana hibah tersebut, benar-benar tepat sasaran. (enal)

Netty Heryawan Resmikan Jambore Kader PKK Jabar

(SJO, BANDUNG) - Netty Heryawan membuka secara resmi Jambore kader PKK Tingkat Provinsi Jawa Barat, yang diselenggarakan di Gedung PKK Prov. Jabar, Jl. Soekarno Hatta Bandung, Kamis (26/9).

Netty mengatakan bahwa acara ini sebagai sarana untuk semakin mempererat silaturahmi dan memotivasi kader untuk meningkatkan potensinya dalam menggerakan dan menyuluh masyarakat sesuai dengan tema dari Jambore ini yaitu "Dengan Jambore Kader PKK Kita Wujudkan Profesionalisme Kader PKK Dalam Menyuluh Dan Menggerakan Masyarakat".

Pada kesempatan ini, Netty Heryawan juga menyerahkan Penghargaan kepada pemenang Kontes Posyandu dan Kader Posyandu yang berprestasi yaitu Kab. Sukabumi, Kab. Garut dan Kota Tasik.

"Jika nantinya kita tidak menjadi pemenang dalam Jambore Nasional janganlah berkecil hati, tetapi itu merupakan motivasi untuk kita menjadi lebih baik dalam kepentingan masyarakat," pesannya.

Gubernur Jawa Barat dalam sambutannya yang dibacakan Sekda Provinsi Jawa Barat Wawan Ridwan mengatakan, bahwa kegiatan peningkatan pengetahuan dan wawasan serta skill dan keterampilan seperti Jambore Kader PKK atau kegiatan sejenisnya menjadi sangat penting untuk mendapatkan perhatian dari berbagai pihak.

Sudah menjadi komitmen dan konsekuensi kita semua dalam mengapresiasi keberadaan dan kiprah para kader PKK sebagai kader-kader militan yang bekerja secara sukarela dan secara signifikan sangat terasa berkontribusi secara nyata dalam pembangunan masyarakat Jawa Barat, demikian Gubernur.

Pada kesempatan jambore tersebut,hadir juga Wakil Ketua TP PKK Provinsi Jawa Barat Giselawati Mizwar, Ketua BP3APKKB Provinsi Jawa Barat Neni Kencanawati, Perwakilan Pengurus Kader PKK Kab/Kota, Perwakilan Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat. (don)

Askes akan Tambah 3.000 Karyawan untuk Program BPJS

(SJO, BANDUNG) - PT Askes (Persero) berencana menambah 3.000 karyawan untuk menjawab kebutuhan transformasi menjadi menjadi BPJS Kesehatan. Saat ini perusahaan tersebut baru memiliki  pegawai sebanyak 2300 orang.

"Penambahan ini untuk melayani  tambahan peserta jaminan kesehatan dari Jamsostek awal tahun depan,  sekitar 7,7 juta peserta," kata Kepala Grup Pemasaran PT Askes Jenni Wihartini pada sosialisasi BPJS Kesehatan bersama Jamsostek dan Pemprov Jabar di Bandung, Rabu.
    
Penambahan karyawan itu, kata Jenni sebagai konsekwensi dari penambahan kantong cabang di daerah untuk menjangkau layanan kepada peserta BPJS Kesehatan.
    
Ia juga menyebutkan, kemungkinan penambahan kantor cabang hingga dua kali lipat dari kantor cabang yang ada saat ini.

Lebih lanjut Jenni Wihartini menyebutkan, saat ini jumlah peserta Askes mencapai 2,3 juta, namun dengan dibentuknya BPJS Kesehatan akan mendapat tambahan 7,7 juta peserta jaminan kesehatan yang sebelumnya ditangani Jamsostek.
     
"Bertambahnya jumlah peserta jelas harus ada penambahan kantor layanan dan personil, juga menjalin kerja sama degan bank-bank untuk pembayaran premi," katanya. (r22)

Radio Komunitas Keluhkan Syarat Sertifikasi

(SJO, BANDUNG) – Jaringan Radio Komunitas dan Televisi Komunitas di Jawa Barat mengeluhkan soal syarat sertifikasi alat pemancar yang harus dilakukan untuk Ijin Penylenggara Penyiaran (IPP). Hal itu terungkap dalam Diskusi Media Jaringan Radio dan Televisi Komunitas di Diskominfo Jabar Rabu (25/9).

Dalam diskusi yang menhadirkan 3 Narasumber dari Kementrian Kominfo, Akademisi UNPAD dan KPID itu, para peserta diskusi yang berasal dari pengurus dan pengelola Radio dan Televisi Komunitas juga mengeluhkan lamanya proses perijinan.

“Kami akan mencoba melakukan terobosan-terobosan untuk menganggulangi berbagai masalah ini. Mudah-mudahan ini menjadi awal koreksi dari beberapa aturan yang sudah dibuat” ujar I Gusti Ngurah Wiradjana, Kasubdit Radio pada Ditjen PPI Kementerian Kominfo.

Sementara itu menurut Komisioner KPID Jabar, Dadan, Radio Komunitas harus memiliki konten pembeda dari radio swasta niaga lainnya.

“Semua radio swasta dan TV swasta kontennya hampir sama. Oleh karena itu, Radio Komunitas harus punya pembeda yang menarik untuk komunitasnya” ujar Dadan.

Diskusi publik tentang penyiaran dan kemitraan media itu dibuka oleh Kasi Penyiaran dan Kemitraan Media Diskominfo Jabar, Kusnadi, mewakili Kepala Dinas Kominfo Jabar.

“Kebutuhan akan media dialog antara pengelola radio komunitas dan regulator dalam hal ini Kementrian Kominfo sangat penting. Salah satunya untuk mendiskusikan beberapa permasalahan yang dialami di lapangan oleh pengelola lembaga penyiaran komunitas” kata Kusnadi.(r22)

Kejari Subang Minta Bantuan Gubernur untuk Eksekusi Terpidana Kasus Upah Pungut

(SJO, SUBANG) -- Kejaksaan Negeri (Kejari) Subang, akan segera mengeksekusi Kadispenda Provinsi Jawa Barat, Bambang Heryanto.

Eksekusi ini, terkait dengan hasil putusan Mahkamah Agung (MA), yang mengharuskan Bambang untuk segera ditahan selama dua tahun kurungan penjara. Rencananya, institusi penegak hukum itu akan memanggil dan mengeksekusi Bambang awal Oktober mendatang.

Kajari Subang, Diding Kurniawan, mengatakan, Kadispenda Jabar tersebut tersandung masalah hukum saat dirinya menjabat sebagai Sekda Subang. Saat itu, Bambang terbukti menerima insentif upah pungut (UP). Kasusnya, kemudian bergulir di persidangan. Sampai akhirnya, ada putusan MA.

"Pada putusan MA itu, Bambang harus dikurung selama dua tahun serta membayar denda Rp 50 juta," ujarnya, kepada wartawan, Rabu (25/9).

Merujuk pada putusan MA itu, kejaksaan awalnya memanggil Bambang awal pekan ini. Namun, yang bersangkutan melalui kuasa hukumnya tak bisa datang. Selanjutnya, kejaksaan akan melayangkan surat panggilan kedua awal Oktober mendatang.

Kejari Subang, meminta bantuan Gubernur Jabar Ahmad Heryawan, terkait rencana eksekusi Kadispenda Jabar Bambang Heryanto. Orang nomor satu di Jabar ini, diminta untuk mendatangkan Bambang ke Kejari Subang.

"Kami sudah layangkan surat, minta bantuan ke gubernur," ujar Kepala Kejaksaan Negeri Subang, Diding Kurniawan.

Bantuan itu, untuk mempermudah kejaksaan dalam mengeksekusi mantan Sekda Subang tersebut. Apalagi, dalam putusan MA Bambang harus menjalani hukuman penjara dua tahun. Serta membayar denda Rp 50 juta. Jika tak mampu membayar denda, yang bersangkutan menggantinya dengan dua bulan kurungan penjara. (sbg)

Mulai OKtober Express Air Buka Rute Bandung-Kuching

(SJO, BANDUNG) -- Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata (Asita) Jabar menargetkan kedatangan 2 juta wisatawan asal Malaysia ke Bandung per tahun.

Hal tersebut  menyusul beroperasinya Express Air dengan rute Bandung-Pontianak-Kuching mulai Oktober mendatang. Express Air akan terbang tiga kali sepekan yakni pada Senin, Jumat, dan Minggu. "Target itu tergantung seberapa besar kami meraih wisatawan dari Kuching (Malaysia) ke Bandung. Minimal 80 persen atau sekitar 100 turis tiap penerbangan," kata Sekretaris DPD Asita Jabar, Nicolaus Lumanauw, di Hotel Aston Pasteur, Bandung, Rabu (25/9).

Sekali penerbangan pesawat tipe Boeing 737 itu mampu membawa 160 penumpang. Ia mengatakan Malaysia bagian timur perlu digarap karena potensinya wisatawannya tinggi. Usaha Asita ini ditopang melalui kerja sama mutualisme dengan Sawarak Tourism Promotion Board. Nicolaus menyebutkan, saat ini sekitar 250 turis asal Negeri Jiran tersebut setiap hari datang ke Bandung.

Wisatawan itu datang ke Bandung melalui empat kali penerbangan Air Asia, Bandung-Kuala Lumpur. Empat penerbangan Air Asia itu, sebagai bukti kehadiran wisatawan asal Malaysia meningkat setiap tahun.

Asita juga menargetkan kerja sama dengan Cina dan India sebagai pasar baru pariwisata. Selain itu, pada Januari 2014 Asita akan melakukan pemasaran di Ultrech, Belanda.

Dalam mempromosikan Bandung, Asita menawarkan tiga keunggulan Kota Bandung. Satu di antaranya adalah pariwisata seperti angklung, heritage, dan industri kreatif.

Sejak Juni lalu Unesco menetapkan Bandung sebagai satu di antara kota kreatif. Dua hal lain yang dipromosikan Asita adalah kota Bandung dan wisatawannya.

Asita juga bekerja sama dengan Badan Promosi Kota Bandung. Nicolaus optimistis promosi itu berjalan lancar apalagi Kota Bandung menjadi anggota World Tourism City Federation (WTCF, Federasi Kota Pariwisata Dunia). "Kota Bandung sah jadi anggota WTCF pada 13 September lalu di Beijing, Cina," kata pria itu.

Nicolaus mengharapkan pemerintah Kota Bandung meningkatkan sektor pariwisata apalagi pendapatan asli daerah (PAD) Kota Bandung diperoleh dari sektor ini. Berdasarkan data Pusat Badan Statistik Jabar, kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) ke Jabar sebagian besar didominasi warga Malaysia dan Singapura. (w22)

Pejabat UIN SGD Diduga Beli Bayi dari Bidan TM

(SJO, BANDUNG) - Kasus jual beli bayi yang melibatkan bidan TM (54) belum lama ini masih berbuntut panjang. Tim penyidik Subdit IV Rekanata Ditreskrimum Polda Jabar menemukan sedikit titik terang salah seorang pembeli bayi dari 7 bayi yang diakui oleh TM selaku penjual.

Kepada penyidik, bidan TM yang memiliki izin praktik no: 445/5152 - Dinkes dan tercatat sebagai PNS di Kota Bandung ini mengaku, dari 7 bayi yang pernah dijualnya satu diantaranya diduga dijual kepada salah seorang pejabat di lingkungan Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati dan Dekan Fakultas Adab dan Humaniora (FAH) UIN SGD Bandung berinisial AS.

"Tersangka (bidan TM) kurang komunikatif. Penyidik mempelajari data register milik tersangka, ditemukanlah salah satu bayi dijual kepada seseorang berinisial AS. Kepada penyidik, tersangka mengakui salah seorang bayi perempuan itu dijual pada 2011 lalu seharga lima juta rupiah kepada AS, pejabat di sebuah universitas di Bandung itu. Tapi, kami masih selidiki kebenarannya," ujar Kabid Humas Polda Jabar, Kombes Pol Martinus Sitompul di Mapolda Jabar, Kamis (26/9/2013).

Diberitakan sebelumnya, bidan TM (54) harus mempertanggungjawabkan atas semua perbuatannya masuk bui di Mapolda Jabar setelah terbukti kedapatan menjual bayi laki-laki berumur 8 jam seharga Rp 7 juta. Tim penyidik Polda Jabar menciduk TM di rumah sekaligus ruang praktik bidan di kawasan Cipadung, Bandung, Jumat (13/9/2013) lalu.

Bayi laki-laki dengan berat 3,2 kilogram dengan tinggi 49 sentimeter yang sempat dititip serta dirawat di Rumah Sakit Sartika Asih telah diserahterimakan oleh Polda Jabar ke Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (P2TP2A) Provinsi Jabar, Jumat (20/9/2013) lalu.

Kepada penyidik, TM mengungkapkan kalau praktik jual beli bayi tersebut dilakukan sejak 2011. TM tercatat sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) Pemerintah Kota Bandung ini, sudah menjalankan praktik bidan sejak 1998 di rumah sekaligus tempat praktiknya, di Desa Cipadung No 14 Rt 03/05 Kelurahan Cipadung Kecamatan Cibiru, Bandung. (w22)

Kekeringan Melanda Kabupaten Bandung

(SJO, BANDUNG) – Musim kemarau yang berkepanjangan membuat para pelaku pertanian mengalami berbagai kendala. Salah satunya adalah kekeringan yang melanda sebagian besar tanah pesawahan di Bandung dan sekitarnya. Menurut pendataan yang telah dilakukan oleh Dinas Pertanian, Perkebunan dan Perhutanan Kabupaten Bandung, ada empat kecamatan yang berstatus terancam kekeringan, yaitu kecamatan Cimaung, Baleendah, Bojongsoang dan Cileunyi.

Keempat kecamatan tersebut saat ini menjadi daerah pantauan utama bagi para petugas lapangan. Pihak pemerintah daerah sendiri sudah melakukan beberapa persiapan sebelum memasuki musim kemarau, yaitu dengan mengadakan sosialisasi di daerah-daerah yang sebagian pemduduknya bermatapencaharian sebagai petani, terutama petani yang menanam padi.

Berbeda dengan sosialisasi yang dilakukan menjelang kemarau, saat kemarau seperti saat ini pemerintah daerah mulai memberikan bantuan kepada para petani padi yang sawahnya mengalami kekeringan. Penanggulangan ini bisa berupa pompanisasi atau biasa disebut dengan pengeboran tanah untuk mengalirkan air ke sawah yang mengalami kekeringan, atau dengan sistem pompa dangkal dan  gili giring ( digilir dan digiring ).

Menurut Abdul Latif, Kepala UPTD ALSINTAN dan Proteksi Tanaman Kabupaten Bandung, luas area pesawahan yang mengalami kekeringan hingga 31 Agustus kemarin sudah mencapai 509 hektar. Jumlah ini masih bisa berubah sewaktu-waktu dan daerah yang mengalami kekeringanpun tidak tetap setiap tahunnya, “saat ini kami masih terus melakukan penanganan dan peninjauan ke daerah-daerah yang memiliki area pertanian, terutana tanaman padi” ujarnya.

Salah satu petani yang mengalami kekeringan adalah Akim, sawah yang saat ini sedang ia garap di kecamatan cimahi selatan mengalami kekeringan yang mengakibatkan penurunan hasil , “biasanya saya bisa memanen hingga 120 kilogram, namun sekarang hanya mencapai 66 kilogram” ungkap Akim.(w22)

Wagub Sarankan Situs Gunung Padang Segera Direstorasi

(SJO, CIANJUR)-Wagub Jabar Deddy Mizwar pada Rabu (25/9) sore menyempatkan meninjau Situs Megalitik Gunung Padang di Kab. Cianjur. Kunjungan wagub tersebut disertai Kadisparbud Jabar, Karo Bangsos Setda Prov.Jabar, Kepala BPLHD Prov. Jabar dan para pejabat Disparbud Kabupaten Cianjur.

Wagub Jabar menyempatkan berkunjung ke Gunung Padang karena menurutnya situs ini begitu menghebohkan tidak saja di level nasional tapi juga internasional. "Jadi saya menyempatkan naik ke Gunung Padang ini", ujar Wagub.

Dalam percakapannya dengan para pejabat Disparbud Kab. Cianjur dan Kelompok Penggerak Parawisata (Kompepar), Wagub Demiz menyarankan agar situs ini segera direstorasi untuk melihat bentuk sesungguhnya dari situs ini. Wagub berharap penelitian-penelitian yang dilakukan selama ini dapat mengungkapnya rahasia kehadiran situs ini.

Kemudian selanjutnya, keberadaan situs megalitik Gunung Padang ini dijadikan tempat wisata yang dikelola secara baik, jelas wagub.

Untuk menjadi tempat wisata yang baik, seyogianya disekitar area situs ini, terdapat beberapa infrastruktur yang menunjangnya. Misalnya, area parkir, area untuk makanan dan barang kerajinan khas Cianjur termasuk pula menuyediakan sarana poliklinik.

Sedangkan dari pihak Kompepar berharap agar situs yang sudah menjadi milik nasional ini segera dikelola dengan baik. Nantinya, sipengunjung tidak boleh masuk ke area situs, tapi cukup diluar sutus saja, atau bila perlu ada semacam jembatan dimana pengunjung hanya bisa melihat situs dari atas jembatan.

Kempepar Situs Megalitik Gunung Padang meminta pihak Pemerintah untuk memperbaiki infrastruktur jalan menuju area situs ini yang keadaannya sudah rusak parah. Salah satu yang menghambat dan berkurangnya kunjungan, antara lain infrastruktur jalan yang rusak.(cjr)

Peternakan Lokal Baru Penuhi 30% Kebutuhan Daging di Jabar

BANDUNG-Wagub Jabar Deddy Mizwar mendorong pihak swasta untuk mengembangkan peternakan baik sapi maupun lainnya. kini Jabar hanya mampu menyediakan sekitar 430 ribu ekor sapi berikut didalamnya  induk sapi perah, potong dan anaknya. Jumlah tersebut hanya bisa memenuhi 30 % kebutuhan Jawa Barat pertahunnya.

Penegasan wagub tersebut disampaikannya usai membuka Puncak Acara Pesta Patok X Tingkat Jabar, Rabu (25/9) yang berlangsung di Lapangan Gasibu.

Kalau dibandingkan dengan daerah lainnya seperti Jateng dan Jatim serta daerah lainnya, jumlah hewan ternak sapi di Jabar jauh masih sedikit. Padahal kekayaan Jawa Barat dengan lahannya yang luas dan subur sungguh menjadi potensi untuk peternakan sapi, jelas Wagub Demiz.

Oleh karena itu, Pemprov. Jabar terus mendorong terutama pihak swasta dan masyarakat untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas ternak sapi, baik sapi perah maupun sapi potong. Salah satu upaya ke arah itu, Pemprov. Jabar mendorong adanya empat perusahaan yang bekerja sama dengan PTP untuk dapat menggunakan lahan tidurnya guna kepentingan menanam pakan ternak.

Selanjutnya soal penyediaan sapi bakalan, bahwa untuk lima tahun kedepan, pihak Pemerintah yang akan menyediakan sapi-sapi bakalannya, sedangkan untuk penggemukan diserahkan kepada masyarakat, ujar Wagub.

Sebenarnya Jabar ini tidak kekurangan protein hewani. Jabar miliki potensi ternak kambing atau domba. Menurut data yang ada, jumlah ternak kambing atau domba berkisar 8,9 juta ekor. Begitupun jumlah peternak dan jumlah ayam, diJabar ini sungguh melimpah,jelas Wagub.

Hanya saja lanjut wagub, masyarakat Jabar kurang senang memakan daging kambing, misalnya saja ketika ibu-ibu belanja daging di pasar mereka memilih daging sapi. Padahal menurut hasil penelitian, daging kambing ata domba itu memiliki nilai gizi yang baik dan tingkat kolesterolnya tidak beda jauh dengan sapi. Atas dasar itu, wagub mengajak masyarakat untuk membiasakan makan daging kambing atau domba.

Soal pengembangan jumlah peternak sapi dan ternak lainnya, wagub Demiz berharap dikembangkan lagi system inti dan plasma. Perusahaan yang besar bisa bekerjasama dengan masyarakat yang saling menguntungkan, demikian Wagub.(r22)

Aher Dukung Upaya Pencegahan Korupsi di Jabar

(SJO, BANDUNG) - Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan menyampaikan apresiasi atas penyelenggaraan Semiloka Koordinasi dan Supervisi Pencegahan Korupsi tahun 2013 yang diselenggarakan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Apalagi pihaknya sangat mendukung setiap langkah untuk memperkuat pencegahan korupsi di Jawa Barat. Hadir dalam acara itu Wakil Gubernur Jawa Barat, Sekretaris Daerah Jawa Barat, Walikota Bandung dan seluruh pimpinan OPD lingkup Pemprov Jawa Barat.

Menurut Heryawan, meski peran pemberantasan korupsi itu terdiri dari aspek penindakan dan pencegahan. Namun akibat langkah penindakan lebih kuat dari langkah pencegahan menjadi salah satu penyebab terus bertambahnya dugaan kasus korupsi. "Karena pencegahan sesungguhnya memberikan dampak besar dalam menekan tindak pidana korupsi sekaligus menyelamatkan uang negara," ujarnya di Gedung Bappeda Provinsi Jawa Barat, Jl Ir Juanda, Kota Bandung, Rabu (25/9) pagi..

Dalam upaya pencegahan, maka sejatinya dibangun sistem yang bisa berjalan efektif menyentuh seluruh lini baik pemerintahan, dunia usaha dan masyarakat dalam mencegah terjadinya korupsi. Menurut Heryawan, ada 4 hal yang harus diperhatikan, yakni membangun karakter, memberikan penghasilan yang cukup, menerapkan sistem pencegahan korupsi dan penegakan hukum.

Adapun untuk mencegah tindak pidana korupsi, Pemerintaj Provinsi Jawa Barat  sudah melakukan beberapa hal, antara lain; penataan kelembagaan organisasi perangkat daerah (OPD), perbaikan kualitas pelayanan publik, transparansi pengadaan barang dan jasa, menerapkan sistem RKPD online, Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, serta Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah.

Pada tahun 2012, Pemerintah Provinsi Jawa Barat melalui Layanan Pengadaan Barang/Jasa Secara Elektronik (LPSE), menghasilkan efisiensi anggaran sebesar Rp 172,7 miliar untuk APBD Jabar. Dan efisiensi senilai Rp 361,4 miliar untuk institusi di luar Provinsi Jawa Barat, dengan jumlah 4.545 paket. "Alhamdulillah LPSE Jawa Barat menjadi juara nasional sebanyak 4 kali berturut-turut. Meraih 2 kali berturut-turut opini wajar tanpa pengecualian (WTP) tahun anggaran 2011-2012. Penghargaan keterbukaan informasi publik 2012, dan lain-lain," ungkap Heryawan.

Sementara dalam siaran persnya, Komisi Pemeberantasan Korupsi (KPK) menyatakan, dalam upaya pencegahan korupsi dengan mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik di Jawa Barat. Maka KPK bersama Badan Pengawasan Keuangan Pembangunan (BPKP) perwakilan Provinsi Jawa Barat menggelar semiloka pencegahan korupsi dalam rangka meningkatkan akuntabilitas pelayanan publik, pengelolaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) dan sektor strategis di Provinsi Jawa Barat.

Sementara Pimpinan KPK Zulkarnain menyatakan kegiatan Semiloka Pencegahan Korupsi KPK dan BPKP kali ini mengambil tema "Tingkatkan Akuntabilitas Layanan Publik, Pengelolaan APBD dan Sektor Strategis". Alasan untuk mengangkat tema itu adalah karena KPK menilai layanan publik yang baik merupakan elemen vital dalam keberhasilan pemberantasan korupsi.

Selain di Jawa Barat, semiloka juga dilaksanakan di seluruh provinsi. Hal ini merupakan tindaklanjut program koordinasi dan supervisi pencegahan KPK. Dengan kegiatan ini diharapkan mampu menurunkan potensi korupsi dan meningkatkan akuntabilitas pada ketiga sektor yakni; pertambangan, ketahanan pangan dan pendapatan. "Sehingga mampu berkontribusi pada peningkatan kesejahteraan masyarakat," tutur Zulkarnain.(don)

Wagub: Sudah Saatnya Jabar Kembangkan Peternakan Sapi

(BOGOR, SJO) -- Wakil Gubernur Deddy Mizwar menekankan sudah saatnya Jabar mengembangkan peternakan sapi lokal agar dapat memenuhi kebutuhan daging dan susu sendiri.  "Terlalu lama kita import diharapkan dalam 4 tahun kedepan  kita bisa memenuhi kebutuhan daging sapi," jelasnya ketika kunjungan kerja ke peternakan PT. Rejo Sari Bumi unit Tapos Kec. Ciawi Bogor, Selasa sore (24/9).

Deddy menjelaskan bahwa  susu, daging, telur protein hewani sangat dibutuhkan untuk tumbuh kembang kecerdasan anak. "Akan tetapi di Jawa Barat sapi masih sedikit. Padahal kita mempunyai potensi sumber daya alam,  lahan luas, pertanian sudah berkembang . Jadi potensi tersebut harus dioptimalkan," tegasnya.

"Kultur masyarakat kita perlu contoh, oleh karena itu kita  ingin kembangkan peternakan sapi yang bukan hanya menghasilkan daging tapi juga memproduksi susu," tambah Deddy.

Sementara itu, Probosutedjo yang hadir pada kesempatan tersebut menjelaskan dirinya telah lama mengembangkan pertanian dan tertarik untuk mengembangkan peternakan sapi yang terintegrasi dengan  pertanian.

Oleh karena itu dirinya mengharapkan kerjasama dengan pemerintah untuk dapat menggunakan lahan yang tidak bermanfaat untuk mengembangkan peternakan dan pertanian.

Sedangkanh Direktur PT. Rejo Sari Bumi Unit Tapos Made menceritakan pengelolaan peternakan sapi berawal di tahun 1974. Saking pentingnya, bahkan ketika mantan Presiden (Alm) Soeharto dalam kondisi sakit pun berpesan agar peternakan sapi terus dikembangkan agar dapat memenuhi kebutuhan protein hewani bagi anak cucu  generasi yang akan datang.

Dikatakan Made, pesan tersebut membuatnya ingin mengoptimalkan potensi sumberdaya yang berlimpah, serta didukung  teknologi  agar jangan tergantung  import. "Jangka pendek kita bisa mengoptimalkan hasil mas putih, mas merah dan mas hijau (mas putih susu, mas merah daging sapi, dan mas hijau kotoran sapi) untuk memenuhi kebutuhan dan mempunyai nilai tambah bagi kesejahteraan masayarakat," paparnya.

"Beternak sapi harus diikuti dengan pertanian sehingga kotoran sapi bisa bermanfaat untuk pertanian, kita harus berupaya agar Peternakan harus mempunyai daya tarik dan untung," pungkas Made.

Pada kunjungan kerja tersebut  Wakil Gubernur didampingi Probosutedjo, Direktur PT. Rejo Sari Bumi Unit Tapos Made, Kepala BKPP Bogor Edi Nasution, Kepala Dinas Peternakan Koesmayadi,  Kepala Biro Pengembangan Sosial  Riadi berkeliling peternakan dan menyaksikan ribuan sapi yang dipelihara dan diberi makanan rumput yang dicampur konsetrat sehingga berbadan subur. (bgr)

Gubernur Jabar Apresiasi Peresmian Desa Sadar Hukum

Selasa, 24 September 2013 | 19.10

(SJO, BANDUNG) - Gubernur Jabar Ahmad Heryawan menyambut baik dengan terpilihnya 32 Desa/Kelurahan dalam status "sadar Hukum" yang diresmikan oleh Menteri Hukum dan HAM RI. Program desa/kelurahan sadar hukum ini sebagai kelanjutan dari program Keluarga Sadar Hukum.

Sebagai Gubernur, saya ucapkan selamat dan penghargaannya terhadap 32 desa/kelurahan yang berstatus sadar hukum. Mudah-mudahan Pemprov. Jabar bisa memberikan penghargaan lainnya kepada desa/kelurahan tersebut.

Hingga saat ini di Jawa Barat sudah terbentuk 163 desa/kerlurahan sadar hukum dan ditambah 32 desa/kelurahan yang akan diresmikan oleh Menteri Hukum dan HAM RI, saya berharap setiap tahunnya semakin bertambah sehingga seluruh desa/kelurahan di Jawa Barat sebagai desa/kelurahan sadar hukum, harap Gubernur.

Namun demikian, terbentuknya desa/kelurahan sadar hukum itu harus benar-benar sebagai refleksi kesadaran hukum setiap warganya selain bisa memenuhi kriteri yang disyaratkan, yaitu : desa/kelurahan tersebut lunas PBB minimal 90 %; tidak terdapat perkawinan dibawah umur; angka kriminalitas rendah ; kasus narkoba rendah ; dan tingginya kesadaran masyarakat akan kebersihan dan lingkungan melalui gerakan sanitasi  total berbasis masyarakat.

Gubernur berharap agar desa/kelurahan yang sudah berstatus desa/kelurahan sadar hukum dapat mempertahankan predikatnya. Karena apabila menurun atau tidak lagi memenuhi kriteri tadi, maka status desa/kelurahan bisa dicabut.

Oleh karena itu, saya berharap predikat desa/kelurahan sadar hukum itu dapat dipertahankan terus.(don)

Menkum HAM Resmikan Desa Sadar Hukum

(SJO, BANDUNG) - Koordinasi dan sinkronisasi pembinaan dan penyuluhan hukum ke desa/kelurahan antara Kementrian Hukum dan HAM bersama Pemerintah Daerah harus lebih ditingkatkan melalui sinergi program pemerintah daerah yaitu desa mandiri menuju desa peradaban dalam rangka pencapaian visi pembangunan Provinsi Jabar, yaitu, Jabar maju dan sejahtera untuk semua.

Hal demikian disampaikan Menteri Hukum dan HAM Amir Syamsudin dalam sambutannya usai meresmikan 32 desa/kelurahan sadar hukum, Selasa (24/9) di Aula Barat Gedung Sate Bandung.

Hingga saat ini, jumlah desa/kelurahan yang sudah menjadi desa/kelurahan sadar hukum di Jabar yaitu sebanyak 163 desa/kel dari 5.321 desa/kelurahan di Jawa Barat atau sekitar 3,06 %. Hal ini menunjukkan perlu adanya evaluasi dan duduk bersama antara Kementrian Hukum Dan HAM bersama jajaran Pemerintah Daerah dalam rangka mengoptimalkan pembinaan dan penyuluhan hukum kepada masyarakat, ajak Amir Syamsudin.

Oleh karena itu, Menhukham Amir Syamsudin mengajak seluruh jajaran Pemerintah Jawa Barat, untuk secara bersama meningkatkan pembinaan dan peningkatan penyuluhan hukum melalui sinerjitas program seperti halnya program pembangunan desa mandiri menjadi desa peradaban dalam rangka pencapaian Visi Pemerintah Jawa Barat, "Jabar Maju dan Sejahtera Untuk Semua".

Dalam bagian lain, Menteri Hukum dan HAM secara khusus mengapresiasi terbentuknya forum pelajar sadar hukum yaitu di SMA Negeri 27 Bandung.

Ditengah kondisi pelajar saat ini yang sangat memprihatinkan, terlahir ide dan gagasan besar dari guru, dan pelajar dengan membentuk forum pelajar sadar hukum. Model pembinaan ini akan menjadi percontohan atau wadah aktifitas bagi pelajar untuk menuangkan idea dan wawasan berkesadaran hukum secara ilmiah untuk dinternalisasikan dalam kehidupan sehari-hari bagi pelajar. Sehingga akan menjadi bekal bila nanti terjun kemasyarakat.

Saya berharap dengan adanya Forum Pelajar Sadar Hukum SMA 27 Bandung, seyogianya tidak hanya sekedar seremonial di gedung ini saja, namun hendaknya menjadi momentum sebagai model pembinaan kesadaran hukum bagi pelajar khususnya di Kota Bandung dan umumnya di Jabar. Saya berharap model ini menjadi embrio dalam pembinaan kesadaran hukum pelajar secara nasional.

Dengan adanya forum pelajar ini Kementrian Hukum dan Ham akan membuat agenda tetap bagi lomba pelajar sadar hukum dan akan mensinerjikan dengan Kementrian Pendidikan untuk memberi penghargaan kepada sekolah yang menerapkan mengimplementasikan kesadarn hukum di sekolah, demikian Amir Syamsudin.

Peresmian Desa/Kelurahan Sadar Hukum, ditandai dengan penandatanganan prasasti sebanyak 32desa/kelurahan oleh Menteri Hukum dan HAm Amir Syamsudin dan disaksikan Gubernur, Wakil Gubernur dan jajarfan Kementrian Hukum dan HAM RI.

Pada kesempatan itu, Kementrian Hukum dan HAM RI memberikan penghargaan kepada Gubernur Jabar "Anubhawa Sasana Desa", Pemerintah Daerah Kab/Ko, Kecamatan dan desa/kelurahan yang berhasil melakukan pembinaan kesadaran hukum didaerah masing-masing.

Secara khusus, dilakukan pula MOU antara Kementrian Hukum dan HAM bersama beberapa perguruan tinggi di Jabar dalam hal penelitian bidang hukum. (don)

KPUD Kota Bandung Gelar Workshop Peningkatan Partisipasi Pemilih

(SJO, BANDUNG) – Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Bandung hari Selasa (24/9) menggelar Workshop Strategi Mendongkrak Partisipasi Pemilih dalam Pemilu/Pemilukada. Sedianya akan hadir sebagai pembicara dalam Workshop itu Anggota KPU Pusat Ferry Kurnia Rizkiansyah, namun karena ada halangan, pembicara dilakukan oleh anggota KPU Kota Bandung Evi Ariadne Shinta.

“Workshop ini sesungguhnya bertujuan untuk mencari bentuk sosialisasi seperti apa untuk mendongkrak partisipasi pemilih dalam pemilu maupun pemilukada. Karena kita tahu tren partisipasi pemilih terutama dalam pemilu terus menurun” ujar Ketua KPU Kota Bandung Apipudin.

Menurut Apipudin dalam Pilkada Kota Bandung yang lalu, partisipasi masyarakat dalam memilih lebih dari 60%, namun harus ditingkatkan lagi.

“Di Bandung sendiri kemarin mencapi lebih dari 60 persen, tetapi tentunya kita berharap masih bisa ditingkatkan apalagi menjelang Pemilu 2014 mendatang. Oleh karena itu, mari kita rumuskan bersama semua steakholder di sini untuk memcari formulasi yang tepat dalam sosialisasi” katanya.

Workshop yang digelar di Hotel Golden Flower itu dihadiri peserta dari berbagai kalangan seperti akademisi, LSM, tokoh masyarakat dan pers.(w22)

Gubernur Tegaskan Proyek Monorel Tak Pakai Dana APBD

(SJO, BANDUNG) -- Proyek monorel Metropolitan Bandung Raya Provinsi Jabar dipastikan tidak ada alokasi dana dari APBD. Gubernur Jabar Ahmad Heryawan (Aher) mengatakan, proyek monorel tersebut dilakukan antara swasta ke swasta.

"Beban APBD sudah banyak, sehingga ini masuk ke wilayah swasta dan swasta. Namun, Pemprov Jabar akan masuk di tataran tarif dan subsidi,"kata dia, Selasa (24/9).

Untuk besaran anggaran, Heryawan mengaku tidak tahu persis berapa banyak. Tapi akan ada penegasan kembali dengan investor dari Cina saat KTT APEC di Bali. Ia juga mengungkapkan, Kota Bandung menjadi bagian dari proyek ini. Nantinya, monorel akan ada di dalam Kota Bandung dan antar kota seperti Bandung-Soreang dan Bandung-Padalarang.

Ia juga meminta agar Pemkot Bandung mempertajam proyek Trans Metro Bandung (TMB) yang sudah ada. "Transportasi massal bukan hanya satu. TMB memudahkan integrasi ke daerah-daerah, tinggal diatur alurnya,"kata dia.

Ia mengungkapkan, Bandung Raya merupakan pusat kegiatan nasional. Pertambahan populasi merupakan konsekuensi logis yang harus dihadapi. Namun, harus tetap diimbangi dengan penyediaan infrastruktur transportasi yang layak dan memadai untuk menunjang mobilisasi penduduk.

Ia mengungkap, di saat yang sama, penyediaan infrastruktur transportasi publik yang layak  dirasa penting mengingat tingginya volume kendaraan pribadi, terbatasnya daya tampung dan kapasitas jalan sehingga menimbulkan dampak negatif seperti kemacetan.

"Penyediaan infrastruktur transportasi massal dan sistem pendukungnya sangat penting bagi kesimbangunan pertumbuhan kawasan Metropolitan Bandung Raya," ujar dia.(r22)

Tarif Jalan Tol Bakal Naik 10 Persen

Senin, 23 September 2013 | 20.34

(SJO, BANDUNG) -Tarif  14 ruas jalur tol akan kembali naik sebesar 10 persen.   Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Kementerian Pekerjaan Umum yang berencana dam segera menaikkan tarif tol di seluruh Indonesia pada Semester II tahun ini. Rencananya, penyesuaian yang berlaku 27 September 2013..

Namun pengusaha keberatan dengan kenaikan tarif tersebut. Bagi dunia usaha, kenaikan tarif tol tersebut dapat semakin memberatkan beban mereka.

"Saya kira, beban kian berat. Soalnya, beberapa waktu lalu, tarif dasar listrik (TDL) naik. Lalu, bahan bakar minyak (BBM) subsidi. Ditambah oleh adanya penyesuaian harga elpiji industri plus pelemahan nilai tukar rupiah terhadap Dollar Amerika Serikat (AS). Apalagi,adanya usul mengenai UMK (upah minimum kota-kabupaten) sebesar 50 persen," tandas Ketua DPD Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO) Jabar, Deddy Widjaya.

Menurut Deddy, sebaiknya, kenaikan tarif tol itu diimbangi oleh pelayanan dan kualitas jalur tersebut. Selama ini, jalur distribusi dunia usaha masih kerap terhambat kemacetan, yang terjadi pada beberapa ruas tol. Contohnya, kemacetan di Cikarang-Tanjung Priok yang membuat distribusi barang terganggu.

Namun, sahutnya, jika memang penyesuaian tarif tol sekitar 10 persen terealisasi, pihaknya tidak dapat berbuat banyak. Menurutnya tidak tertutup kemungkinan, para pelaku usaha dan industri pun menyesuaikan harga jual produknya.

"Akan ada kenaikan harga itu pasti. Namun disisilain daya beli masyarakat belum pulih benar." (r22)

Air Cikapundung akan Diolah Hingga Layak Minum

(SJO, BANDUNG) - Sungai Cikapundung merupakan sungai yang mengalir membelah kota Bandung. Sungai ini memanjang hingga 28 kilometer, berhulu di Bukit Tunggul, Bandung Utara dan bermuara di Sungai Citarum. Kini kondisi Sungai Cikapundung begitu memprihatinkan. Banyaknya masyarakat yang bermukim di sepanjang bantaran sungai Cikapundung memanfaatkan sungai sebagai tempat pembuangan, dari mulai limbah kotoran sapi, limbah rumah tangga, kotoran manusia, dan bahkan sampah pun tak bisa dielakkan lagi. Membuat aliran air sungai tidak lagi sejernih dulu.

Visag adalah perusahaan yang mengolah air limbah menjadi air layak pakai dengan teknologi Jepang, selain di Indonesia, pengolahan air dengan teknologi jepang ini telah dilakukan di Brazil, Singapore. Saat Acara West Jawa Tea Festival 2013 beberapa hari lalu, Visag memamerkan cara pengolahan air limbah menjadi air layak pakai dengan menggunakan air dari sungai Cikapundung.

Bandung Ina selaku PPIC (Production Planning & Inventory Control) di perusahaan VISAG yang ditemui pada acara tersebut, menjelaskan bagaimana proses dari penjernihan air.

Serbuk PSG (serbuk penjernih dari Jerman) dicampurkan dan diaduk dengan 30 Liter air sungai, PSG bukan serbuk seperti kaporit, tawas atau penjernih lainnya. Air yang sudah di aduk lalu di diamkan selama satu setengah jam, agar flaknya mengendap.  Setelah itu air tersebut melalui lima kali penyaringan (filter), yaitu melalui tabung 10 mikron, 5 mikron, 3 dan 1 mikron baru melalui tabung karbon sebagai finis hing hingga air sungai tersebut dapat di produksi langsung, tapi tidak untuk di konsumsi lngsung seperti air minum karena kalau untuk air minum membutuhkan satu kali lagi tahap penyaringan dengan menggunakan UV.(rls)

Dewan Kritisi Program MP3I

(SJO, BANDUNG) -  Program pemerintah yaitu Masterplan Percepatan Perluasan Pembangunan Indonesia (MP3I) yang sudah dilaksanakan di beberapa Provinsi, termasuk diantaranya di Jabar mendapat perhatian serius. Hal demikian, diungkapkan Ketua Komisi D DPRD Jabar, MQ Iswara.

Iswara, atas soal tersebut lebih lanjut memaparkan realisasi MP3I di Jabar mendapat perhatian salah satunya dari Komnas HAM. Lembaga tersebut sudah berkunjung ke DPRD Jabar , pekan lalu. Lembaga tersebut, dalam pertemuan  itu  menanyakan program tersebut.

Komnas HAM, dalam pertemuan tersebut menanyakan beberapa hal, antara lain : realisasi MP3I di Jabar, ada tidaknya masalah dalam penyelenggaraan MP3I. Pihak DPRD Jabar, berkenaan dengan dengan pertanyaan tersebut memberikan penjelasan,  diantaranya : program MP3I diantaranya ada yang dilaksanakan melalui dana APBN sebanyak 17 proyek, 11 proyek didanai BUMN dan 6 proyek yang didanai oleh pihak swasta.

Tentang masalah yang dihadapi, realisasi program MP3I menghadapi masalah lahan. Pihak DPRD Jabar, melalui Komisi D menyikapi persoalan tersebut mendorong diterapkannya UU Nomor 22 Tahun 2012 yaitu pelaksanaan pembebasan lahan dilaksanakan dengan musyawarah.

Iswara, dalam bagian lain keterangannya memaparkan di Jabar berbagai pembangunan infrastruktur sedang digarap yaitu jalan tol, bandara dan Pelabuhan. Untuk pembangunan Bandara Internasional Kertajati, Majalengka optimis dapat bisa beroperasi tahun 2017.

Berkenaan dengan tahapan pembangunan Bandara Kertajati, saat ini sudah dianggarkan dana sebesar Rp.120 miliar untuk pembebasan lahan seluas 100 Ha. Untuk peletakkan tiang pancang pertama, dijadwalkan akan dilaksanakan 23 September 2013. (don)

Daerah Harus Siap Hadapi Perdagangan Bebas ASEAN

(SJO, BANDUNG) - Kementerian Luar Negeri harapkan Pemerintah Daerah harus siap dalam menghadapi perdagangan bebas ASEAN yang akan mulai pada 2015 mendatang. Demikian dikemukakan Direktur Jenderal Kerjasama ASEAN Kementerian Luar Negeri, I Gusti Agung Wesaka Puja.

Karena menurut Agung Wesaka, daerah nantinya akan menjadi ujung tombak dan pasar dalam menghadapi komunitas ASEAN.

”Seluruh Penda harus siap, karena nantinya pasar itu akan terjadi di daerah bukan di Jakarta saja, kalau Pemda tidak siap akan menjadi tantangan tersendiri,” ujarnya.

Agung Wesaka menghimbau, Pemda untuk mempersiapkan diri dari sekarang dengan meningkatkan daya saing hasil produk unggulan yang ada di masing-masing tempat melalui UMKM yang ada.
    
“Bagaimana kita meningkatkan daya saing, kwalitas produksi agar bisa masuk ke pasar-pasar ASEAN,” ucap Agung Wesaka, dalam sebuah seminar bertema “Menuju Komunitas Ekonomi ASEAN 2015 Peluang dan Tantangan Bagi Komoditas Teh Indonesia”, di Gedung Merdeka, Sabtu (21/09).

Agung Wesaka mengatakan,  pihaknya sudah melakukan berbagai perubahan dalam menghadapi perdagangan bebas ASEAN 2015, diantaranya pemerintah sudah mulai melakukan berbagai perbaikan infrastruktur untuk meningkatkan daya saing kita sertadalam konteks aturan,  pemerintah sudah mulai menyelaraskan berbagai aturan-aturan yang  ada untuk mampu berkompetisi dengan Negara-negara ASEAN.

Selain itu menurutnya, para pelaku ekonomi juga sudah mulai menyiapkan diri mereka untuk bisa juga masuk ke pasar-pasar ASEAN yang lainnya.

“Bukan hanya Indonesia sebagai pasar, tapi kita melihat peluang pasar ASEAN yang jumlahnya mencapai 360 juta. Ini bisa dimanfaatkan oleh produk-produk Indonesia untuk masuk ke sana,” ucapnya.
Menurut Agung Wesaka, ada bebrapa komoditi yang bisa bersaing di pasar ASEAN, diantaranya produk-produk Farmasi, Fashion termasuk agro.

“Kita memiliki beberapa persamaan di negara ASEAN, tetapi kita lihat produk unggulan yang harus kita bisa masuk ke pasar yang memiliki daya saing tinggi,” katanya.

Agung Wesaka juga mengharapkan, komoditi agro seperti teh, bisa menjadi icon karena produk teh bukan hanya dari ASEAN saja tetapi juga datang dari Negara di Asia, seperti dari Cina dan Jepang.
“Kalau kita melihat peluang ini dengan pasar di luar Indonesia yang jumlahnya 360 jt, kita memiliki optimism e dan peluang untuk masuk ke pasar Asia,” pungkasnya. ()

Wijaya Tea Berenvana Kembangkan Produk Hingga ke Mancanegara

(SJO, BANDUNG) - CV Wijaya Tea yang berlokasi di Cibeber Ciwidey ingin kembangkan komoditas teh Jabar hingga bisa terkenal ke mancanegara.

Dengan kekuatan sekitar 200 hektar tanaman teh, saat ini CV Wijaya Tea menhasilkan sekitar 4 ton daun teh hijau per hari atau sekitar 1 ton teh kering yang siap dipasarkan. Hal demikian dikemukakan Pengurus CV Wijaya Tea, Yana Fauzie disela-sela acara Tea festival yang berlokasi di Jl. Cikapundung Timur Bandung.

CV Wijaya Tea, mengkhususkan pada pengembangan teh hijau dan teh putih. Namun untuk teh putih produksinya masih sedikit. Dari dua puluh hektar lahan teh putih, hanya menghasilkan 20 Kg teh kering. Jadi untuk teh putih ini pemasarannya masih terbatas, ujar Yana.

Namun untuk teh hijau telah cukup berkembang dan pemasarannya cukup luas, diantaranya di Kota Bandung ini. Yana berharap, pihak Pemerintah turut memperhatikan dan melakukan bimbingan sehingga komoditas tehnya dapat berkembang.(r22)

CSR Danamon Anggarkan Bantuan 500 Juta untuk Program Lingkungan di Jabar

(SJO, BANDUNG) - Bagian dari upaya untuk mendukung program pemerintah di bidang lingkungan dan program bulan kepedulian lingkungan hidup (BKL) yang digagas oleh Kementerian Lingkungan Hidup, Bank Danamon Indonesia Tbk mengalokasikan anggaran sebesar Rp 500 Juta untuk program CSR di bidang lingkungan di Jawa Barat.

Pemimpin Wilayah Bank Danamon Region II Bandung, Arief Setyahadi mengatakan, dana tersebut diperuntukkan antara lain untuk melengkapi fasilitas di Taman Cempaka Bandung serta bank sampah di RW 9 Kompleks Perumahan Bumi Panyileukan Bandung.

"Sesuai program Kementerian Lingkungan Hidup,  untuk tahun ini kami tetap fokus untuk bidang lingkungan dalam penyaluran CSR," ucap Arief, kepada wartawan akhir pecan kemarin.

Menurut Arief, fasilitas yang dilengkapi untuk  di Taman Cempaka Bandung  diantaranya dengan berbagai fasilitas bermain anak-anak sesuai kebutuhan mereka.

“Apa yang kita berikan sesuai kebutuhan dan mengacu kepada persetujuan yang diberikan oleh Dinas Pertamanan Kota Bandung,” ujarnya.

Arief mengatakan, selain melakukan merevitalisasi Taman Cempaka, Bank Danamon juga  berencana melakukan hal serupa di sejumlah taman kota yang ada di Bandung.

“Kita harapkan kedepan taman-taman yang ada di Kota Bandung, tidak hanya menjadi paru-paru kota tapi juga dapat berfungsi sebagai pusat kegiatan masyarakat,” katanya.

Arief mengaku, kegiatan CSR bidang lingkungan tidak hanya dilakukan di Kota Bandung, tetapi juga di sejumlah kota lain di Jawa Barat, diantaranya di Kota Cirebon dan Sukabumi.

“Untuk di Cirebon berbentuk penyediaan fasilitas air bersih dan di Sukabumi berupa penghijauan di lahan kritis,” tambah Arief.

Arief menyatakan, keterlibatan Bank Danamon dalam bidang CSR lingkungan merupakan upaya untuk mengubah perilaku dan gaya hidup untuk menyelamatkan lingkungan.

“Alokasi dana CSR setiap tahun selalu meningkat, sejalan dengan meningkatnya laba yang diperoleh setiap tahunnya. Kita targetkan penyaluran dana CSR di Jawa Barat meningkat sekitar 20%,  jika target laba yang meningkat hingga sebesar 20 persen dapat terealisasi,” pungkasnya. (r22)

Aher Telewicara dengan TKI Asal Jabar di Korea

Minggu, 22 September 2013 | 03.47

(SJO, BANDUNG) - Gubernur Ahmad Heryawan, Sabtu (21/9) melakukan tele wicara (Video Conference) dengan para TKI Asal Jabar di Korea, bertempat di Lt.IV Gedung Diskominfo Prov. Jabar, Jl. Tamasari 55 Bandung.

Turut mendampingi gubernur, yaitu, Asisten Bidang Administrasi, Ahmad Hadadi, Kadiskominfo, Dudi Sudrajat, Kadisnakertrans, Widiatmoko dan Karo Humasprotum, Rudy. Sedangkan dari pihak TKI di Korea hadir puluhan tenaga kerja formal yang sudah bekerja tahunan dan puluhan tahun di Korea.

Telewicara yang menggunakan media Video conference ini, difasilitasi Dinas Kominfo Prov. Jabar berjalan dengan baik dan berlangsung selama satu jam. Tidak didapat gangguan yang berarti walaupun jarak antara Kota Bandung dengan Korea sangat jauh.

Para peserta telewicara TKI di Korea asal Jabar itu, sangat antusias ingin bertatap muka dengan gubernur walaupun melalui alat video confernce.

Dengan tertib, mereka mengajukan beberapa pertanyaan kepada gubernur yang umumnya seputar perlindungan tenaga kerja, pembinaan dan fasilitasi pekerjaan usai pulang dari Korea dan perlunya program bimbingan usaha bagi pekerja yang baru pulang.(don)

BKSDA Tindak Perambah Hutan Berdasi

(SJO, BANDUNG) – Kepala Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Jawa Barat Joko Prihatno menegaskan bahwa pihaknya akan melakukan tindakan tegas terhadap para pengusaha perambah hutan. Hal itu diungkapkan Joko saat melakukan Diskusi Media Tentang Pelestarian Keanekaragaman Hayati Hulu Sungai Citarum, Jum’at (20/9).

“Jika ada perambah hutan berdasi maka kita akan tindak tegas ke jalur hukum. Dan itu sudah kita lakukan, ada satu perushaan yang sudah kita ajukan ke meja hijau” tuturnya.

Tetapi menurut Joko, jika perambah hutan itu adalah masyarakat yang melakukannya karena alasan kebutuhan ekonomi kecil, maka pihaknya akan melakukan pembinaan.

“Kalau pelakunya masyarakat sekitar dengan alasan ekonomi kebutuhan hidup, maka akan kita lakukan pembinaan. Kita akan bina mereka untuk melakukan kegiatan pelestarian hutan, tetapi sekaligus memberikan keuntungan ekonomi buat yang bersangkutan” jelas Joko.

Hal itu dilakukan agar masyarakat tidak lagi merambah hutan, dan berbalik menjadi ikut menjaga pelestarian hutan terutama di wilayah hulu sungai Citarum.(r22)

BKSDA Bina Desa Konservasi untuk Kelestarian Citarum

(SJO, BANDUNG) – Badan Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Jabar telah membina kurang lebih 22 Model Desa Konservasi (MDK). Hal itu diutarakan Kepala BKSDA Jabar Joko Prihatno, dalam diskusi media soal pelestarian keanekaragaman hayati hulu Citarum di Bandung, Jum’at (20/9). Menurut Joko, MDK bertujuan agar masyarakat yang tinggal di sekitar hulu Citarum, bisa menjaga pelestarian lingkungannya.

“MDK itu bertujuan meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pelestarian alam sekitar hulu sungai Citarum. Mereka kita bina dalam pengelolaan pertanian dan peternakan, termasuk juga dalam hal pemeiliharaan pohon penhijauan sebagai daerah tangkapan air. Tujuan akhirnya tentu saja untuk pelstarian Citarum itu sendiri” ujarnya.

Joko juga menuturkan, BKSDA Jabar juga saat ini tengah mengelola 8 kawasan konservasi yang menjadi benteng terakhir bagi keberadaan sungai Citarum.

“Ada delapan kawasan konservasi yaitu Cagar Alam Gunung Tilu, Cagar Alam Gunung Burangrang, Cagar Alam Kawah Kamojang, Gunung Tangkuban Parahu, Taman Buru Gunung Masigit Kareumbi, Kawah Kamojang, dan Gede Pangarango. Di delapan kawasan ini ada sumber-sumber mata air yang masih bagus yang bermuara ke Citarum” katanya.(r22)

Dewan Bahas Rencana Penyertaan Modal Pemprov ke BJB Syariah

(SJO, BANDUNG) - Fraksi-Fraksi di DPRD Jabar, dalam rapat paripurna dengan agenda pemandangan umum Fraksi-Fraksi atas usulan 11 Raperda (19/9), salah satunya memberikan kritisinya atas rencana penyertaan modal untuk PT BJB Syariah.

Dalam sidang paripurna yang dihadiri Wagub Jabar, H. Deddy Mizwar Fraksi Partai Demokrat yang dibacakan Zulkifli Chaniago memaparkan penyertaan modal untuk PT BJB Syariah harus terukur dengan baik dan dengan perhitungan yang matang, dapat mempengaruhi peningkatan PAD ke depan serta dapat menggerakkan sektor riil.

Fraksi PDI Perjuangan, yang dibacakan Agus Welianto memaparkan PT BJB Syariah merupakan anak perusahaan PT BJB yang kondisinya belum dapat memberikan prospektif deviden bagi kas daerah sehingga untuk rencana penyertaan modal perlu ada kajian lebih mendalam untuk perkembangan perusahaan dengan bisnis plan yang baik untuk komitmen dan kemanfaatannya bagi masyarakat Jabar.

Sementara itu, Fraksi Gerindra yang dibacakan Daddy Rohanady menegaskan penolakan atas rencana penyertaan modal. Menurut Daddy, Fraksi Gerindra menolak rencana tersebut dengan pertimbangan PT BJB Syariah bukan merupakan perusahaan daerah tetapi merupakan anak perusahaan daerah. Jika diperlukan penyertaan modal sebaiknya melalui PT  BJB karena di bank induk sudah optimal. Usulan penyertaan modal untuk PT BJB Syariah sebesar Rp. 295.243.200.000,- merupakan jumlah uang yang cukup besar, keberadaan penyertaan modal jangan membebani APBD.

Fraksi PAN, yang dibacakan Uum Syarif Usman menegaskan jika dalam prosedur sudah tidak ada kendala, Fraksi PAN mendorong penyertaan modal untuk PT BJB Syariah karena penyertaan modal merupakan pendorong investasi serta dapat mendorong meningkatkan PAD.

Pada bagian lain, Fraksi gabungan Hanura dan PKB, yang dibacakan Ujang Fahpulwaton  memaparkan penyertaan modal untuk PT BJB Syariah, terlebih dahulu harus menunggu hasil RUPS sehingga harga saham yang akan dilepas dapat diketahui dan disetujui terlebih dahulu.(r22)
Diberdayakan oleh Blogger.