(SJO, BANDUNG) – Proyek penanganan sungai di Jawa Barat perlu dievaluasi, karena selama ini tata kelola aliran sungai di Jabar tidak mengalami kemajuan meski triliunan rupiah anggaran digelontorkan. Selain kurang tepat sasaran, proyek penyelamatan sungai juga berpeluang terjadi korupsi serta menyisakan konflik di masyarakat. Demikian disampaikan Direktur Eksekutif Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Jabar), Dadan Ramdan, Pada peringatan Hari Sungai Nasional di Bandung, Sabtu (28/7/13).
"Beragam program dan proyek penanganan sungai tidak mengalami perbaikan. Padahal sudah triliunan rupiah anggaran yang dikeluarkan pemerintah pusat dan pemda, baik oleh dinas PSDA (Pengelolaan Sumber Daya Air), BPLHD (Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah) dan Dinas Kehutanan Jabar,” Dadan.
Menurut Dadan Kondisi sungai yang semakin parah sebagian besar imbas dari kesalahan pengelolaan oleh pihak-pihak yang memiliki kepentingan. Itu sebabnya pencemaran limbah industri, rumah tangga, dan sarana komersil lainnya, pendangkalan, erosi, penyempitan dan alih fungsi kawasan sekitar sungai terjadi. Bahkan memperburuk ekosistem daerah aliran sungai yang kritis.
Walhi mengimbau masyarakat tetap menjaga kelestarian sungai karena merupakan sumber kehidupan dan titipan alam. Jangan sampai sungai menjadi tempat buangan sampah dan limbah industri. Sebab, penurunan fungsi dan kualitas ekosistem sungai akan menjadi ancaman bencana dan malapetaka bagi kehidupan manusia dan mahluk hidup lainnya.
"Sungai telah memberikan manfaat yang besar pada manusia baik secara ekologi, ekonomi, dan kehidupan sosial masyarakat, maka wajib hukumnya dijaga bersama-sama," kata Dadan. (r22)
0 komentar:
Posting Komentar