Beranda » , , » Kepemimpinan Oleh Artis Dikhawatirkan Sebabkan Stagnasi Pembangunan

Kepemimpinan Oleh Artis Dikhawatirkan Sebabkan Stagnasi Pembangunan

Jumat, 23 November 2012 | 14.13

(BANDUNG, SJO)--Stagnasi pembangunan di Jawa Barat dikhawatirkan akan terjadi bila artis-artis yang sekarang menjadi calon dalam Pemilihan Gubernur/Wakil Gubernur (pilgub) Jabar terpilih.

Sejak mulai masuknya kalangan artis di dunia politik, sebanyak 90 persen artis yang duduk di legislatif atau eksekutif telah gagal menjalankan fungsinya.

Dalam konteks jabar, artis-artis yang masuk dalam bursa pencalonan dinilai tidak mumpuni secara kepemimpinan untuk menjadi kepala daerah di provinsi sebesar Jabar. Apalagi Deddy Mizwar yang kemunculannya pun sangat instan.

Hal itu menjadi benang merah dalam diskusi "Fenomena Artis dalam Pilkada Jawa Barat 2013, Kemunduran atau Kemajuan?" di Gedung Indonesia Menggugat (GIM), Jl. Perintis Kemerdekaan Kota Bandung, Kamis (22/11).

Diskusi itu menghadiri pembicara analis Politik Point Indonesia dan juga peneliti Universitas Indonesia Karel Harto Susetyo, peneliti dari Universitas Paramadina Khalid Zabidi, dan seniman Matdon.

Menurut Khalid, bila artis-artis itu terpilih, Jabar akan kembali berjalan seperti business as usual, berjalan begitu-begitu saja tanpa perbaikan signifikan.

“Jabar ke depan akan biasa-biasa saja. Sama seperti sekarang kepemimpinan Ahmad Heryawan-Dede Yusuf yang tidak spektakuler. Misalnya dari IPM begitu-begitu saja,” tuturnya.

Kemenangan sosok artis, kata dia, membuat suara rakyat Jabar mengalami dua kali kekalahan. Pertama karena suara rakyat sudah dikalahkan kekuasaan elite politik di pusat dan dikalahkan lagi saat pemilihan karena ditukar dengan popularitas.

“Seperti Deddy Mizwar, ia akan semata-mata dipandang keartisannya, tidak akan dilihat track politiknya. Ia pun dipandang sebagai figur yang baik karena memang selalu berperan menjadi orang baik di film. Realitas kebaikannya realitas yang semu dan ilusi pencitraan,” imbuh Khalid.

Mengenai Dede Yusuf, ia menambahkan, meskipun sudah menjadi Wagub sejak 2008, tapi posisinya membuat dia tidak bisa berbuat apa-apa. Predikat Wagub pun tidak membuatnya memiliki pengalaman memimpin seluruh rakyat Jabar.

Sementara menganai Rieke Diah Pitaloka, ia mengakui memang Rieke menjadi anggota DPR RI yang cukup vokal. Namun, di pusat, ia tidak pernah menyuarakan masalah-masalah yang spesifik mengenai Jabar.

Menurut Karel Harto Susetyo, direkrutnya artis secara instan menunjukkan buruknya kinerja partai politik di Jabar dalam menghadapi Pilgub Jabar 2013. Apalagi kemunculan Deddy Mizwar yang sangat instan di ujung batas pendaftaran ke Komisi Pemilihan Umum (KPU) Jabar.

“Buruknya kerja parpol tidak hanya terjadi d satu parpol saja (yang merekrut calon artis), tapi semua,” kata dia. Pasangan calon yang tidak berlatar belakang artis hanayalah calon perseorangan dan calon dari Partai Golongan Karya.

Dikatakannya, masyarakat jangan sampai silau oleh ketenaran para artis tersebut karena akan mempertaruhkan nasib jabar lima tahun ke depan. Masyarakat pun diharapkan menempatkan diri sebagai pemegang hak suara dan bukan fans atau penggemar sang calon.

Sementara, Khalid mengatakan, masuknya artis dalam pemilihan memang biasa saja secara demokrasi. Namun, itu adalah suatu kemunduran dari perspektif pengkaderan politik di dalam parpol.(pro)

0 komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.